"Sudah disidangkan kemarin tanggal 23 September 2013. Persidangan dilakukan sekitar empat jam, dan dia (Abdul) diminta mempertanggungjawabkan tindakkannya," kata Prabowo Subianto di Premiere Lounge, Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu (28/9).
Proses pemberian hukuman terhadap Abdul yang menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Subang, ternyata dilakukan juga di Majelis Etik Pantai Gerindra. Dalam pemutusan hukuman, saat itu sempat terjadi voting perihal pemberian hukuman.
"Saya sendiri belum terima laporannya. Kemungkinan akan diminta di-PAW (Penggantian Antar Waktu)," ujarnya.
"Karena saya baru mendapatkan laporan lisan dari majelis, bahwa anggotanya harus di-PAW dari DPRD," lanjutnya.
Prabowo menambahkan, dirinya belum bisa memastikan apakah Abdul akan mendapatkan kesempatan untuk membenahi sikapnya. Hal itu lantaran ada kemungkinan Abdul akan dikeluarkan dari keanggotaan partai.
"Apakah dia masih diberikan kesempatan untuk membenahi diri atau tidak itu nanti terserah Majelis, karena dikeluarkan atau tidak itu terserah Majelis," pungkasnya.
Kasus pemukulan tersebut berawal dari pertengkaran, karena saling berebut hendak mendahului dalam kemacetan di Jalan Tanjung Bunga, Makassar.
"Persoalan kecelakaan lalu lintas adalah masalah yang bisa diselesaikan secara baik-baik. Namun pemukulan terhadap perempuan apalagi yang sedang hamil, adalah tindakan yang sama sekali tak bisa dibenarkan. Kalaupun yang bersangkutan pada saat itu khilaf, seharusnya ia ingat jabatannya sebagai wakil rakyat. Sebagai wakil rakyat seharusnya ia bisa menahan emosi dalam kondisi seperti itu sehingga kejadian tersebut bisa dihindari," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani dalam siaran pers kepada merdeka.com, Rabu (18/9).
sumber
0 komentar :
Posting Komentar