Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya terus mengeluarkan retorika bahwa seranga terhadap sudah semakin dekat. Hal ini dipicu oleh program nuklir Iran yang bagi Negara Yahudi itu dianggap membahayakan. Israel selama ini meyakini bahwa program nuklir Iran digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Tetapi maksud Israel untuk menyerang Negeri Paramullah seorang diri, dikhawatirkan oleh AS. Panglima Militer AS Jenderal Martin Dempsey mengisyaratkan, pihaknya tidak ingin disalahkan atas inisiatif tunggal dari Israel.
"Saya tidak ingin terlibat bila mereka (Israel) memilih untuk melakukan itu (serangan ke Iran)," ujar Dempsey, seperti dikutip Guardian, Jumat (31/8/2012). Dempsey pun memandang, bila Israel melangsungkan serangan itu, maka hal tersebut dianggap sebagai tindakan ilegal.
Dempsey menambahkan, meski sebuah serangan Israel bisa menunda program nuklir Iran, tetap saja program nuklir dari Negeri Ayatullah Khomeini tersebut tidak bisa dihancurkan seluruhnya. Bagi Dempsey segala bentuk serangan tunggal terhadap Iran bisa menghancuran koalisi internasional yang dominan lebih memilih menerapkan sanksi terhadap Iran.
"Semua ini (kehancuran koalisi internasional) bisa terjadi bila Iran diserang secara prematur," jelas Dempsey.
Iran selama ini terus mengatakan bahwa program nuklir mereka dilakukan untuk kepentingan damai. Tetapi kekuatan dunia barat meyakini bahwa Iran terus memproduksi bom atom dengan programnya tersebut. Kondisi ini membuat Israel khawatir, mengingat mereka diyakini sebagai satu-satunya yang memiliki senjata nuklir di Timur Tengah.
Kekhawatiran Israel makin bertambah, saat badan atom internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (IAEA) mengeluarkan laporan yang menyebutkan, Iran sudah melipatgandakan jumlah uranium mereka di sebuah bunker bawah tanah. Laporan ini menunjukkan bahwa Iran terus mengembangkan kemampuan nuklir mereka.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar