"Sebagai seorang Juventino sejati, dengan segala hormat dan memori untuk korban tragedi Heysel, ia menolak Liverpool," sebut Claudio Pasqualin kepada TMW.
Heysel merupakan stadion di mana final Piala Champions 1985 dihelat. Jelang kick-off, sejumlahLiverpudlian merusak pagar pembatas dan merangsek ke arah kelompok Juventini. Tembok tempat para suporter itu bertikai lantas roboh. Akibatnya 39 pendukung tewas.
"Sungguh menyenangkan ketika banyak klub memberi tawaran, termasuk beberapa yang tak dapat dipertimbangkan. Liverpool? Mereka memang memberi tawaran, tapi aku butuh sesuatu yang lain," ucap Del Piero yang dilansir Football Italia.
"Il Pinturicchio" --sebutan legendaris Del Piero-- memang fans "Si Nyonya Besar" yang sebenarnya. Berlaga sejak 1993, ia pun melepaskan baju "zirah" hitam-putih kebesaran Juve pada akhir musim lalu. Del Piero pun mengucapkan selamat tinggal ala trequartista jempolan, dengan menyunting satu gol yang melengkapi kemenangan 3-1 Juventus atas Atalanta di giornata terakhir Serie-A, Minggu (13/5/2012).
"Aku tak ingin bermain untuk klub Italia lainnya, bukan karena aku melihat mereka sebagai lawan. Tapi, karena sekarang aku melakukan hal yang menurutku paling tepat," tandas pria berusia 37 tahun.
Bagaimanapun, Del Piero tahu sepenuhnya "Negeri Kanguru" ibarat kolam kecil bagi pamornya sebagai talenta legendaris. Nama besarnya akan membuat A League --kasta tertinggi Liga Australia-- makin membahana ke seantero jagat raya.
"Aku bergabung dengan Sydney untuk memulai petualangan luar biasa dan menggairahkan. Tak ada destinasi lain yang lebih baik kecuali perjalanan yang aku ambil saat ini," tandasnya lagi.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar