Bali memiliki banyak sekali pura eksotis yang sekaligus jadi tempat wisata. Jadi tidak hanya dikunjungi oleh umat Hindhu Bali untuk melakukan persembahyangan, namun juga dikunjungi oleh wisatawan yang ingin melihat bagaimana keunikan dan keindahan pura tersebut karena setiap pura di Bali memiliki kekhasannya masing-masing.
Sekedar informasi, Pura Luhur Uluwatu merupakan bagian dari Pura Sad Kahyangan di Bali atau penyangga mata angin di Bali. Keunikan yang dimiliki oleh pura ini adalah berada di atas sebuah bukit karang yang tinggi. Saat melihat dari atas, anda akan benar-benar seperti berdiri di puncak tebing, karena di bawahnya adalah lautan yang luas. Secara konstruksi, Pura Uluwatu mirip dengan Pura Tanah Lot, sama-sama berada di atas karang, hanya saja Pura Uluwatu posisinya jauh lebih tinggi.
Berbicara tentang filosofi namanya, Uluwatu dalam Bahasa Sansekerta memiliki arti puncak batu, sesuai dengan keadaan alamnya saat ini. Pemandangan utama di pura ini adalah Samudera Hindia yang luas. Bahkan ombak pun tidak terlihat jelas karena letaknya jauh di bawah. Dari atas, anda akan melihat hamparan laut yang luas dan membiru. Pemandangan menarik lainnya adalah kera yang bercengkerama di sekitar pura. Iya, letaknya yang dikelilingi oleh semak belukar membuat Objek wisata Pura Uluwatu dihuni oleh hewan liar, salah satunya adalah kera. Namun kera disini cukup jinak, hanya saja anda perlu hati-hati saat membawa barang bawaan karena kera-kera tersebut suka usil mengambil barang bawaan pegunjung.
Tidak hanya memiliki panorama indah, Pura Uluwatu juga mampu menampilkan sunset yang indah pada senja hari. Pada momen-momen tertentu, anda bisa melihat pertunjukan tradisional khas Bali, yaitu Tari Kecak. Ada 50 hingga 100 orang yang mementaskan tari ini secara bersamaan. Anda mungkin sudah tahu bagaimana tari kecak itu, karena di TV juga sudah cukup sering ditayangkan. Pada tari ini, sekelompok pemuda memakai sarung berwarna hitam putih dan duduk melingkar sambi bernyanyi " cak.. cak... cak...." bersahut-sahutan. Tari ini berasal dari cerita Ramayana dan biasanya dipentaskan pada malam hari, sekitar pukul 18.00 - 19.00 waktu setempat. Akses ke Objek wisata Pura Uluwatu tidak sulit, hanya saja membutuhkan waktu yang cukup lama karena letaknya di ujung. Dari Bandara Ngurah Rai, perjalanan ke tempat ini bisa memakan waktu 30 menit hingga satu jam, tergantung dari jenis kendaraan yang dipergunakan. Karena jalan di tempat ini sangat menanjak dan berkelok-kelok, disarankan agar anda memakai mobil atau motor yang mampu menanjak dengan baik.
sumber
Sekedar informasi, Pura Luhur Uluwatu merupakan bagian dari Pura Sad Kahyangan di Bali atau penyangga mata angin di Bali. Keunikan yang dimiliki oleh pura ini adalah berada di atas sebuah bukit karang yang tinggi. Saat melihat dari atas, anda akan benar-benar seperti berdiri di puncak tebing, karena di bawahnya adalah lautan yang luas. Secara konstruksi, Pura Uluwatu mirip dengan Pura Tanah Lot, sama-sama berada di atas karang, hanya saja Pura Uluwatu posisinya jauh lebih tinggi.
Berbicara tentang filosofi namanya, Uluwatu dalam Bahasa Sansekerta memiliki arti puncak batu, sesuai dengan keadaan alamnya saat ini. Pemandangan utama di pura ini adalah Samudera Hindia yang luas. Bahkan ombak pun tidak terlihat jelas karena letaknya jauh di bawah. Dari atas, anda akan melihat hamparan laut yang luas dan membiru. Pemandangan menarik lainnya adalah kera yang bercengkerama di sekitar pura. Iya, letaknya yang dikelilingi oleh semak belukar membuat Objek wisata Pura Uluwatu dihuni oleh hewan liar, salah satunya adalah kera. Namun kera disini cukup jinak, hanya saja anda perlu hati-hati saat membawa barang bawaan karena kera-kera tersebut suka usil mengambil barang bawaan pegunjung.
Tidak hanya memiliki panorama indah, Pura Uluwatu juga mampu menampilkan sunset yang indah pada senja hari. Pada momen-momen tertentu, anda bisa melihat pertunjukan tradisional khas Bali, yaitu Tari Kecak. Ada 50 hingga 100 orang yang mementaskan tari ini secara bersamaan. Anda mungkin sudah tahu bagaimana tari kecak itu, karena di TV juga sudah cukup sering ditayangkan. Pada tari ini, sekelompok pemuda memakai sarung berwarna hitam putih dan duduk melingkar sambi bernyanyi " cak.. cak... cak...." bersahut-sahutan. Tari ini berasal dari cerita Ramayana dan biasanya dipentaskan pada malam hari, sekitar pukul 18.00 - 19.00 waktu setempat. Akses ke Objek wisata Pura Uluwatu tidak sulit, hanya saja membutuhkan waktu yang cukup lama karena letaknya di ujung. Dari Bandara Ngurah Rai, perjalanan ke tempat ini bisa memakan waktu 30 menit hingga satu jam, tergantung dari jenis kendaraan yang dipergunakan. Karena jalan di tempat ini sangat menanjak dan berkelok-kelok, disarankan agar anda memakai mobil atau motor yang mampu menanjak dengan baik.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar