Misteri arsip rahasia
Vatikan. Dengan jutaan dokumen tersimpan dalam susunan rak-rak yang panjang
totalnya lebih dari 50 kilometer, tidak mengherankan bahwa Archivio Segereto
Vaticano menarik perhatian semua orang. Ya, inilah Arsip Rahasia Vatikan yang
terkenal dan sempat diangkat dalam novel dari Dan Brown juga dalam film Angels
and Demons yang sampai saat ini masih menjadi salah satu film yang menarik.
Salah satu yang membuat
banyak orang menganggapnya menarik adalah ’segreto’-nya (rahasia) sendiri.
Bagian kecil dari nama inilah yang membuat ruang arsip Vatikan ini sangat
menimbulkan rasa ingin tahu.
Akses ke dalam
Arsip-Arsip Rahasia ini terbatas bagi umum kecuali para mahasiswa yang
betul-betul sangat bersikeras untuk mendapatkannya. Akses itupun diberikan
setelah melewati prosedur yang sangat panjang, dan dalam proses ini para
mahasiswa harus membuktikan jika penggunaan Arsip sesuai dengan kebutuhan. Jika
disetujui, item yang mereka minta pun akan diberikan.
Sebagai awalnya, semua
materi yang diarsipkan sebelum abad ke delapan telah secara misterius
menghilang, atau dalam kata-kata Vatikan; ‘karena alasan-alasan yang sepenuhnya
tidak diketahui’. Semua ini membuat semua orang akan lebih bertanya-tanya bahwa
apa gerangan yang sebenarnya berada di balik rak-rak yang panjangnya lebih dari
50 kilometer ini hingga membuat Vatikan begitu ketat menyimpannya untuk diri
sendiri?
Menurut para otoritas,
ruang arsip dalam wujud awalnya hanya terdiri dari dokumen-dokumen resmi
mengenai patron-patron (jangan tanya saya apa artinya, saya juga tidak tahu) Vatikan
yang paling lengkap. Namun, ruangan arsip tersebut dipercaya telah digunakan
sebagai tempat penyimpanan hasil karya-karya heretik, yang koleksinya
perlahan-lahan bertambah karena mengambil dari berbagai perpustakaan seperti
orang Kataris dan Ksatria Templar.
Ironi dari menyimpan
begitu banyak hasil karya tersebut adalah bahwa para pemburu hal-hal bidah dari
gereja tidak terelakkan pasti membacanya dalam upaya untuk mengetahui
musuh-musuh mereka lebih baik. Tetapi upaya ini sering berakhir dengan
menceburkan diri ke dalam seni-seni kegelapan, seperti yang ditelusuri oleh
Umberto Eco dalam novelnya, The Name of The Rose.
Hal-hal Yang Penting Dari
Arsip
1246
Sebuah surat dari
penguasa Mongolia, Khan Güyqk Agung, kepada Paus Innosensius IV, yang menolak
klaim Sri Paus bahwa Khan yang Agung perlu dibabtis dan menolak untuk
berhubungan secara damai dengan Vatikan hingga Sri Paus sendiri harus menyembah
memberi penghormatan kepadanya di dalam Istana Mongolia.
1318
Sebuah dokumen yang
memberi tanda pendirian University of Cambridge oleh Paus Yohanes XXII.
1534
Sebuah petisi atas nama
Raja Inggris, Henry VIII yang meminta pembatalan kepausan atas pernikahannya
selama 24 tahun dengan Chaterine dari Aragon sehingga sang raja dapat menikahi
Anne Boleyn. Bagi yang seing mampir di bioskop mungkin ada yang masih ingat
dengan film The Boleyn Girl. Banyaknya pita merah yang direkatkan pada bagian
bawah (segel dari 85 bangsawan untuk meyakinkan Sri Paus akan legitimasi dari
kasus Raja Henry) dikatakan sebagai asal muasal istilah ‘pita merah’.
1535
Sebuah surat dari Paus
Paulus III kepada seniman Michelangelo yang disebut dalam paragraf pembukaan
sebagai ‘kemenangan yang indah dari abad kita’, meminta sang seniman untuk
meneruskan karyanya pada langit-langit Kapel Sistina, yang pada mulanya dipesan
oleh pendahulunya Paus Klemens VII.
1550
Salah satu dari
surat-surat Michelangelo yang tersisa, mengajukan kasus para penjaga Basilika
Santo Petrus yang ia katakan tidak dibayar selama tiga bulan.
1633
Catatan-catatan bertulis
tangan dari sidang Inkuisisi (sidang Vatikan terhadap orang-orang yang dianggap
melawan Vatikan) terhadap Galileo atas klaim-klaimnya yang dianggap tidak
sesuai dengan ajaran karena mengatakan bahwa bumi ini berputar mengelilingi
matahari.
1770
Penghargaan Ordo
Ekuestarian Kepausan berupa Taji Emas diberikan kepadaMozart atas pencapaian
musikalnya.
1797
Perjanjian damai antara
Takhta Suci dan Republik Prancis di bawah kekuasaanNapoleon, dengan ditanda
tangani oleh sang diktator muda sendiri.
Sejarah Kearsipan
Para kolektor yang paling
obsesi tingkat tinggi pun tidak akan mampu menyaingi Vatikan yang telah
menyimpan setiap lembaran kertas, mulai dari surat-surat pribadi hingga
dokumen-dokumen kepausan dari zaman terdahulu. Timbunan material yang begitu
banyak telah diwariskan secara turun-temurun hingga tahun 649 Masehi saat
koleksi ini untuk pertama kalinya disimpan dalam ruang-ruang besi pada Istana
Lateran Roma. Pada abad ke-11, arsip-arsip ini dipindahkan ke sebuah tempat
penyimpanan di kaki Bukit Palatina. Pada saat itu, papirus-papirus yang tertua
sudah mulai hancur.
Selama abad-abad
pertengahan, arsip-arsip ini secara signifikan menjadi tidak berharga akbat
terlalu sering dipindahkan. Pada tahun 1254, arsip-arsip dipindahkan dengan
sebuah kapal ke sebuah biara di Cluny, lalu ke Perugia, Assisi dan akhirnya ke
Avignon, dimana arsip-arsip ini disimpan lebih dari satu abad berikutnya. Baru
pada pemerintahan Paus MartinusV (1427-1431) proses pengembalian arsip-arsip
ini ke Roma dimulai, dengan memanfaatkan kuda dak kapal sebagai alat
pengangkutan. Proses ini mengakibatkan sebagian besar arsip hilang dan hancur.
Terlepas dari semua upaya
ini, seluruh koleksi itu masih harus melakukan satu perjalanan lagi, yang
dianggap paling fatal dalam seluruh sejarahnya.
Setelah menginvansi Roma
pada pergantian abad ke-19, Napoleon memutuskan untuk mengirim seluruh isi
perpustakaan Vatikan ini ke Prancis. Tugas ini melibatkan pengiriman dari 3.239
peti yang terpisah-pisah, dan memerlukan waktu tiga tahun penuh untuk
menyelesaikannya. Setelah Napoleon kalah pada tahun 1814, seluruh arsip-arsip
tadi kembali lagi ke Roma dalam pemindahan yang berlangsung lamban. Banyak
kereta pengangkut yang tercebur ke dalam sungai-sungai dan terjerumus ke dalam
jurang-jurang. Dalam perjalanan pulang ini, hanya 2.200 peti berhasil kembali
ke Roma.
Vatikan Ungkap Arsip
Rahasia dan Terlarang
Tahta Suci Vatikan
memamerkan puluhan dokumen yang selama ini disimpan dalam Arsip Rahasia Vatikan
( Archivum Secretum Apostolicum Vaticanum). Pameran dibuka mulai Rabu 29
Februari lalu di Roma. Ini adalah upaya Gereja Katolik menyingkap tabir misteri
mereka.
Seperti diberitakan Daily
Mail, Kamis 1 Maret 2012, dokumen yang dipamerkan dalam pameran bertajuk 'Lux
in Arcana' atau "Cahaya Arsip" ini antara lain surat dari Kalifah Abu
Hafsah Umar al-Murtada pada Paus Innocent IV tertanggal 10 Juni 1250; dokumen
proses peradilan Galileo; surat berisi pembelaan Copernicus yang ditujukan pada
Paus Paulus III, dan masih banyak lagi.
Dokumen-dokumen ini
dipindahkan dari tempat penyimpanannya untuk dipamerkan di Museum Capitolini,
Roma. Kardinal Tarcisio Bertone menjadi salah satu orang pertama yang
mengunjungi pameran yang akan berlangsung hingga September dan diharapkan mampu
menarik ribuan pengunjung itu.
Kardinal Bertone juga
menyinggung sedikit tentang insiden 'Vatileaks' yang merujuk pada kebocoran
beberapa dokumen Vatikan yang dimuat di media Italia. "Dokumen yang
dipamerkan di Roma ini adalah dokumen yang sebenar-benarnya yang seharusnya menjadi
fokus. Apa yang menarik bagi saya adalah sejarah mereka semua," kata dia.
Vatikan telah menyeleksi
100 dokumen dari 1.000 lebih dokumen berusia 1.200 tahun, dengan rentang waktu
abad kedelapan hingga abad 20. Beberapa dokumen yang dianggap sensitif tidak
ikut dipamerkan, semisal surat-surat dari sebelum dan sesudah Perang Dunia II
karena banyak yang memperdebatkan sejauh apa tindakan yang diambil Paus Pius
XII untuk melawan Adolf Hitler.
Di Inggris, arsip
nasional tersedia untuk umum setelah rentang waktu tertentu. Namun Vatikan
menerapkan pola yang berbeda dengan merilis lembaran dan dokumen yang hanya
dilakukan satu Paus pada satu periode.
Ancaman dan Sidang
Galileo
Dalam salah satu dokumen,
terdapat ancaman dari sejumlah bangsawan Inggris ke Gereja Katolik Roma. Mereka
memaksa Paus membatalkan pernikahan Henry VIII dengan istri pertamanya,
sehingga raja bisa menikahi Anne Boleyn.
Dokumen, yang
ditandatangani oleh anggota parlemen dan pendeta termasuk Uskup Agung
Canterbury, menyinggung 'solusi ekstrem' yang bisa mereka lakukan, jika Paus
Clement VII menolak permintaan mereka.
Surat yang ditulis tahun
1530 dalam perkamen yang dibubuhi cap lilin sebanyak 81 buah yang digantung
dengan pita merah -- adalah buntut dari perceraian Henry VIII dari Catherine of
Aragon, dan secara jelas menunjukkan penolakan raja atas otoritas Paus.
Perceraian itu juga menjadi sebab berdirinya Gereja Inggris yang lepas dari
Gereja Katolik. Surat itu dianggap sebagai "dokumen berharga yang punya
arti sejarah besar".
Juga ada dokumen berupa
perkamen sepanjang 60 meter yang menceritakan proses persidangan Ksatria
Templar, para ksatria di Abad Pertengahan, yang dituduh sesat dan berbuat
asusila. Juga ada laporan persidangan astronom Italia Galileo Galilei, yang
diadili karena menyatakan hal yang ternyata adalah sebuah kebenaran: bahwa Bumi
berputar mengelilingi Matahari.
0 komentar :
Posting Komentar