Kebudayaan yang sangat berbeda bisa anda rasakan di Kepulauan Mentawai. Bagaimana tidak, masyarakat asli disini belum mengenal bercocok tanam atau pembuatan logam, jadi masih terasa seperti di zaman neolitikum dulu. Daerah ini dihuni oleh mayoritas suku Mentawai, yaitu kurang lebih 30 ribu juwa. Mereka kebanyakan berasal dari Pulau Siberut. Setiap keluarga biasanya terdiri atas 5 hingga 15 orang, dan mereka tinggal di desa maupun di dalam hutan yang mereka garap.
Kehadiran turis asing membuat Kepulauan Mentawai dipenuhi oleh beberapa resor mewah, terutama di sekitar pantai. Jika anda ingin wisata ekslusif, anda bisa menginap di salah satu resor tersebut. Jadi sembari berselancar, anda bisa bersantai di penginapan mewah. Banyaknya wisatawan asing yang datang kesini tidak lepas dari ombaknya yang menantang. Berbagai organisasi selancar dunia menyatakan bahwa ombak di pantai Mentawai merupakan ketiga terbaik setelah ombak di Hawaii dan Tahiti. Beberapa spot surfing terfavort di Mentawai antara lain Pulau Nyangnyang, Botik, Karang Majat, Mainuk, dan Masilok. Puncak kunjungan turis biasanya di bulan Juli dan dan Agustus. Itu karena pada bulan tersebut ombak di Kepulauan Mentawai sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 7 meter.
Karena kemurnian alamnya, Pulau Siberut di Mentawai juga dimasukkan dalam daftar cagar biosfer Dunia oleh organisasi UNESCO. Pulau ini memang patut dilindungi, terutama karena ada 4 primata endemik di Pulau ini, yaitu monyet ekor babi (Simias concolor), joja atau lutung mentawai (Presbytis potenziani), siamang kerdil (Hylobates klosii), dan beruk mentawai (Macaca pagensis).
sumber
0 komentar :
Posting Komentar