Pengunjung dimudahkan dengan jalan yang sudah sangat baik, sehingga kendaraan pribadi bisa masuk ke dalamnya. Tidak hanya angkutan pribadi, angkutan umum juga bisa masuk kesini. Untuk menikmati Air Terjun Coban Rondo anda tidak bisa naik kendaraan langsung sampai. Anda harus berjalan dulu sejauh 2 km untuk sampai disana. Walaupun ini adalah jarak yang cukup panjang dan melelahkan, namun anda akan dihibur dengan hijaunya pemandangan di kiri-kanan jalan. Segarnya udara akan membuat perjalanan anda semakin menyenangkan sehingga tidak terasa sudah menempuh jarak 2 km. Selain itu jalan setapaknya sudah baik, dan tidak akan menyulitkan perjalanan anda.
Setelah sampai di bawah air terjun, anda akan merasakan sensasi segar yang luar biasa. Suara air yang jatuh dari ketinggian 84 meter menimbulkan suara yang keras namun menenangkan. Pada musim kemarau, air terjun ini bisa mencurahkan air sebanyak 90 liter / detik, sedangkan pada musim hujan bisa mencapai 150 liter / detik. Anda mungkin akan langsung merasa bebas dan lepas, semua kepenatan dalam diri anda akan langsung sirna saat memandangi keindahan air terjun ini. Anda juga bisa berenang disana kalau mau. Jangan lupa berfoto bersama seluruh anggota keluarga. Namun anda tidak bisa berenang seperti di kolam renang karena kolam disini sangat dangkal, hanya setinggi betis orang dewasa. Yang bisa anda lakukan adalah bermain air sambil berendam.
Objek wisata Coban Rondo biasanya ramai di hari-hari libur, seperti lebaran dan tahun baru. Di momen-momen liburan seperti itu tidak hanya wisatawan lokal saja yang memadati, namun banyak pula yang datang dari luar kota. Saking ramainya anda mungkin bisa mencari kenalan baru disana. Remaja yang datang biasanya suka menongkrong di sekitar air terjun sambil menikmati keindahannya. Dengan sarana dan prasarana yang lengkap, tak pelak Coban Rondo menjadi alternatif wisata keluarga yang sangat disukai.
Berbicara tentang Coban Rondo, tentu tak lepas dari sejarah pembentukannya. Coban Rondo dalam bahasa Jawa memiliki air terjun janda (Coban = air terjun, dan Rondo = Janda). Konon katanya dulu ada sepasang suami istri bernama Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusuma. Saat pernikahan mereka baru genap 36 hari (atau disebut selapan), Dewi Anjarwati mengajak sang suami untuk datang ke Gunung Anjasmoro, tempat tinggal suaminya. Orang Tua Dewi melarang, namun ia dan bersuami tetap bersikeras untuk melakukannya. Di dalam perjalanan, hadir Joko Lelono yang terpikat oleh kecantikan sang Dewi. Joko Lelono dan Raden Baron Kusuma akhirnya bertarung dan Baron meminta istrinya untuk disembunyikan ke air terjun. Kedua pria itu tewas, dan akhirnya Dewi Anjarwati menjadi janda dan air terjun itu disebut dengan Coban Rondo.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar