Sebuah rumah cantik bergaya Spanyol di sudut Beachcomber Lane dan Sea Lark Road di Houston, Amerika Serikat, terlihat indah. Dengan eksterior batu bata, pepohonan yang rimbun, rumah dengan tiga kamar tidur ini terlihat sempurna.
Namun di balik keindahannya, rumah ini memiliki masa lalu yang mengerikan. Seorang perempuan, Andrea Yates, menenggelamkan lima anaknya ke dalam bak mandi. Perempuan berusia 37 tahun itu melakukan aksi kejinya pada 2001. Belakangan, Yates dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Tiga tahun kemudian, seorang pria bernama Peter Muller membeli rumah tersebut. Muller masih bertahan hingga kini di rumah "angker" tersebut. Mengenai stigma menakutkan rumah bekas pembunuhan, Muller mengaku tidak masalah. "Saya benar-benar tidak peduli tentang sejarah rumah ini. Hal itu tidak mengganggu saya," jelas Muller seperti dikutip dari Foxnews, Selasa (7/8/2012).
Karena sejarahnya yang mengerikan, rumah ini dijual murah. Muller membeli rumah tersebut dengan harga USD87 ribu atau Rp824 juta pada 2004. Namun, kini harganya telah melambung dan diperkirakan bernilai USD110 ribu atau berkisar Rp1 miliar (Rp9.467 per USD). Sesungguhnya, rumah ini bisa bernilai lebih mengingat lokasinya dekat dengan pusat kota Houston, sejumlah sekolah, dan rumah sakit.
Muller tinggal di rumah dengan luas 1.620 kaki persegi tersebut bersama anjingnya, Chotty. Meski harga rumah ini terus meningkat, Muller tidak berniat menjual atau meninggalkan rumah tersebut. Dia mengaku bahagia tinggal di sana. "Tentu saja. Rumah ini memiliki semua yang saya butuhkan," tuturnya.
Meski banyak orang yang menolak tinggal di rumah bekas lokasi pembunuhan, penelitian menunjukkan bahwa rumah bekas pembunuhan sekalipun bisa menggoda jika calon pembeli dapat menerima masa lalunya.
Menurut konsultan real estate Randall Bell dari Bell Anderson & Saunders, pembeli bisa meminta diskon 10 persen hingga 25 persen dari harga pasar untuk rumah yang sudah terstigma ini. Agen ini memiliki spesialisasi menaksir properti bekas pembunuhan dan bencana. Kendati berkesan angker, rumah bekas lokasi pembunuhan bisa menjadi ladang bisnis. Seperti yang terjadi pada sebuah rumah yang berada di 3322 DeMenil Place.
Misalnya rumah mewah dengan gaya Victoria yang ada di St Louis. Rumah ini merupakan lokasi aksi bunuh diri yang dilakukan empat anggota keluarga Lemp. Bahkan, manajer properti Mark Halim menyatakan, rumah ini penuh nuansa mistis dan fenomena penampakan. Oleh majalah Life, properti ini masuk dalam daftar sembilan rumah paling berhantu di Amerika. Meski angker, alih-alih menghancurkan rumah ini, pembeli terbaru rumah ini yakni keluarga Pointer justru mengubahnya menjadi penginapan.
Saat ini, kata Halim, sebagian besar tamu yang berkunjung ke sana berharap menangkap penampakan hantu keluarga Lemp. Penginapan ini menawarkan wisata sejarah dan hantu. Bahkan restoran "Lemp Mansion" sudah dipesan setiap akhir pekan hingga 2014. Tarif setiap kamar USD125 per malam.
Meski ada minat terhadap rumah bekas lokasi pembunuhan, nyatanya stigma di masyarakat sudah terlanjur kuat. Bahkan jika calon pembeli sudah sangat tertarik membeli rumah tersebut, persepsi tetangga dan pihak ketiga bisa jadi faktor penghambat.
Namun untuk hal ini, Chris Butler yang membeli rumah bekas lokasi pembunuhan, punya saran tersendiri. "Datanglah ke rumah saya pada musim panas. Lihatlah ke hutan, hirup udara, dan rasakan betapa tidak menakutkannya rumah ini. Rumah ini memang memiliki sejarah mengerikan, tapi rumah ini tidak membunuh siapa pun," tutur Butler.
sumber
Namun di balik keindahannya, rumah ini memiliki masa lalu yang mengerikan. Seorang perempuan, Andrea Yates, menenggelamkan lima anaknya ke dalam bak mandi. Perempuan berusia 37 tahun itu melakukan aksi kejinya pada 2001. Belakangan, Yates dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Tiga tahun kemudian, seorang pria bernama Peter Muller membeli rumah tersebut. Muller masih bertahan hingga kini di rumah "angker" tersebut. Mengenai stigma menakutkan rumah bekas pembunuhan, Muller mengaku tidak masalah. "Saya benar-benar tidak peduli tentang sejarah rumah ini. Hal itu tidak mengganggu saya," jelas Muller seperti dikutip dari Foxnews, Selasa (7/8/2012).
Karena sejarahnya yang mengerikan, rumah ini dijual murah. Muller membeli rumah tersebut dengan harga USD87 ribu atau Rp824 juta pada 2004. Namun, kini harganya telah melambung dan diperkirakan bernilai USD110 ribu atau berkisar Rp1 miliar (Rp9.467 per USD). Sesungguhnya, rumah ini bisa bernilai lebih mengingat lokasinya dekat dengan pusat kota Houston, sejumlah sekolah, dan rumah sakit.
Muller tinggal di rumah dengan luas 1.620 kaki persegi tersebut bersama anjingnya, Chotty. Meski harga rumah ini terus meningkat, Muller tidak berniat menjual atau meninggalkan rumah tersebut. Dia mengaku bahagia tinggal di sana. "Tentu saja. Rumah ini memiliki semua yang saya butuhkan," tuturnya.
Meski banyak orang yang menolak tinggal di rumah bekas lokasi pembunuhan, penelitian menunjukkan bahwa rumah bekas pembunuhan sekalipun bisa menggoda jika calon pembeli dapat menerima masa lalunya.
Menurut konsultan real estate Randall Bell dari Bell Anderson & Saunders, pembeli bisa meminta diskon 10 persen hingga 25 persen dari harga pasar untuk rumah yang sudah terstigma ini. Agen ini memiliki spesialisasi menaksir properti bekas pembunuhan dan bencana. Kendati berkesan angker, rumah bekas lokasi pembunuhan bisa menjadi ladang bisnis. Seperti yang terjadi pada sebuah rumah yang berada di 3322 DeMenil Place.
Misalnya rumah mewah dengan gaya Victoria yang ada di St Louis. Rumah ini merupakan lokasi aksi bunuh diri yang dilakukan empat anggota keluarga Lemp. Bahkan, manajer properti Mark Halim menyatakan, rumah ini penuh nuansa mistis dan fenomena penampakan. Oleh majalah Life, properti ini masuk dalam daftar sembilan rumah paling berhantu di Amerika. Meski angker, alih-alih menghancurkan rumah ini, pembeli terbaru rumah ini yakni keluarga Pointer justru mengubahnya menjadi penginapan.
Saat ini, kata Halim, sebagian besar tamu yang berkunjung ke sana berharap menangkap penampakan hantu keluarga Lemp. Penginapan ini menawarkan wisata sejarah dan hantu. Bahkan restoran "Lemp Mansion" sudah dipesan setiap akhir pekan hingga 2014. Tarif setiap kamar USD125 per malam.
Meski ada minat terhadap rumah bekas lokasi pembunuhan, nyatanya stigma di masyarakat sudah terlanjur kuat. Bahkan jika calon pembeli sudah sangat tertarik membeli rumah tersebut, persepsi tetangga dan pihak ketiga bisa jadi faktor penghambat.
Namun untuk hal ini, Chris Butler yang membeli rumah bekas lokasi pembunuhan, punya saran tersendiri. "Datanglah ke rumah saya pada musim panas. Lihatlah ke hutan, hirup udara, dan rasakan betapa tidak menakutkannya rumah ini. Rumah ini memang memiliki sejarah mengerikan, tapi rumah ini tidak membunuh siapa pun," tutur Butler.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar