Apa Saja Penyebab Janin Meninggal di Kandungan?

Banyak faktor yang menyebabkan janin meninggal di kandungan, bisa dari janinnya sendiri atau pun kondisi ibu yang tidak sehat.

1. Gawat janin
Lewat tali pusat, nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan janin dialirkan. Jika tali pusat terpelintir, tentu suplainya akan terganggu, bahkan terhenti. Biasanya terjadi karena gerakan janin yang sangat berlebihan, terutama gerakan yang satu arah saja. 

Bisa juga karena kondisi ibu yang menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, jantung, dan hipertensi yang menyebabkan janin mengalami kekurangan oksigen sehingga ia bergerak liar dan membuat tali pusat terpelintir. Atau, air ketuban habis, otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya yang mengakibatkan janin "tercekik" karena suplai oksigen terhenti.

2. Kehamilan lewat waktu
Umumnya, kehamilan ditargetkan hingga usia 42 minggu. Jika lebih dari itu, dianggap hamil lewat waktu. Plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya berkurang, yang dikhawatirkan janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Selain itu, cairan ketuban akan menjadi kental dan hijau yang jika terisap janin dan masuk ke paru-parunya dapat menimbulkan keracunan, infeksi, hingga meninggal dunia.

3. Golongan darah janin tidak cocok dengan ibu
Bisa terjadi, darah ibu tidak cocok dengan janin, seperti pada golongan darah A,B,O. Janin bisa saja memiliki golongan arah A atau B, sementara ibunya bergolongan darah O. Atau, bisa juga sebaliknya. Ketidakcocokan ini membuat nutrisi dan oksigen sulit masuk ke dalam janin sementara darah ibu akan membuat zat antibodi yang menyebabkan pertumbuhan janin terhenti.

4. Penyakit ibu dan infeksi
Gangguan penyakit pada ibu hamil juga bisa membuat pertumbhan janin berhenti. Contoh: diabetes, jantung, hipertensi, gangguan kekurangan gizi, dan lainnya. Penyakit-penyakit ini akan mengurangi asupan nutrisi ke janin sehingga janin tidak dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, infeksi bakteri atau pun virus juga akan membuat pertumbuhan janin terganggu, bahkan meninggal.

5. Kelainan genetik dan bawaan
Kelainan genetik, misalnya, kelainan pada kromosom janin, dapat membuat pertumbuhan janin terhenti. Atau juga terjadi kelainan bawaan pada janin, semisal jantung janin tak tumbuh sempurna, mengalami kebocoran, paru-paru tak bisa mengembang, atau kelainan lainnya yang dapat mengakibatkan kematian janin.

6. Trauma saat hamil
Ibu hamil yang mengalami kecelakaan sehingga terjadi benturan pada perut bisa berakibat plasenta terlepas. Meski hanya terlepas sebagian, namun tetap dapat terjadi perdarahan sehingga asupan nutrisi dan oksigen ke dalam tubuh janin terhenti.

7. Rhesus darah tidak cocok
Ketidakcocokan ini, misalnya terjadi karena janin mengikuti rhesus darah ayah yang lebih dominan. Padahal, rhesus (Rh) ibu dan ayah berbeda; ibu Rh negatif dan ayah Rh positif. Ketidakcocokan ini dapat memengaruhi kondisi janin, seperti: janin mengalami hidrops fetalis, reaksi imunologis berlebihan yang dapat memunculkan pembengkakan kulit janin, cairan berlebih dalam rongga perut, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau rongga jantung, yang membuat janin tak dapat melangsungkan hidupnya. 

sumber

Penulis : Ben Beckman, SE ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Apa Saja Penyebab Janin Meninggal di Kandungan? ini dipublish oleh Ben Beckman, SE pada hari Sabtu, 13 Desember 2014 . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terima kasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Apa Saja Penyebab Janin Meninggal di Kandungan?
 

0 komentar :

Posting Komentar

Klik Iklanya 1 Kali Agar Blog Ini Tetap Berkreasi