Racun yang mengandung zat radioaktif polonium, diduga menewaskan Presiden Palestina Yasser Arafat pada 2004 silam. Informasi ini didapat lewat riset laboratorium di Swiss.
Para peneliti mengambil sampel biologis (urin) dan pakaian yang dikenakan Arafat, dari rumah sakit militer Prancis. Zat polonium pun diklaim menjadi zat yang bertanggung jawab atas kematian mantan pemimpin Palestina itu.
"Kesimpulannya, kami menemukan zat polonium dari sampel ini," ujar Kepala Institut Kajian Radiasi di Universitas Lausanne Francois Bochud, seperti dikutip AFP, Rabu (4/7/2012).
"Bila Suha Arafat (istri Arafat) ingin mengetahui, apa yang terjadi dengan mendiang suaminya, kami harus mencari 'sampel' lain, maksud saya adalah melakukan penggalian terhadap kuburan Arafat. Proses ini akan memberikan kita sampel yang akurat tentang adanya zat polonium di jasad Arafat," imbuhnya.
Polonium juga digunakan untuk membunuh mantan mata-mata Rusia yang membelot, Alexander Litvinenko. Litvinenko tewas pada 2006 silam setelah minum teh yang sudah dicampur oleh zat radioaktif itu.
Arafat yang memimpin perjuangan Palestina selama tiga dekade, meninggal dunia pada 11 November 2004, setelah menjalani beberapa tahap pengobatan. Peraih Nobel Perdamaian itu diberangkatkan ke Kota Paris, Prancis, dari Tepi Barat, saat kondisinya memburuk.
Pejabat-pejabat Prancis menolak untuk menjelaskan penyebab kematian dari Arafat. Sejauh ini, Arafat pun sempat diklaim tewas diracun Israel. Namun sumber lain mengatakan bahwa Arafat meninggal dunia karena kanker atau penyakit lainnya.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar