Event olahraga Dunia empat tahunan, Olimpiade pada 2020 nanti telah diputuskan akan digelar di Tokyo, Jepang. Ini tentunya adalah sebuah kebanggaan besar bagi Jepang dapat menjadi tuan rumah untuk salah satu ajang pesta Olahraga terbesar di Dunia.
Memiliki jangka waktu tujuh tahun untuk bersiap-siap, Negeri Sakura ini rupanya telah mulai berbenah diri untuk menyambut acara agung tersebut. Mengingat akan datangnya jutaan wisatawan ketika Olimpiade berlangsung, Jepang pun melakukan berbagai hal untuk keamanan negaranya.
Karena rupanya, disadur dari sebuah koran Jepang Tokyo Sports edisi 15 September yang menulis bahwa nantinya akan ada seratus ribu lebih pekerja seks komersial (PSK) dari Korea yang akan berbondong-bondong ke Jepang ketika Olimpiade. Tujuannya tentu saja, untuk menjaring wisatawan asing yang akan membutuhkan jasa penjaja cinta komersil ini. Ini menimbulkan kontroversi, memang Jepang hingga saat ini adalah salah satu negara timur yang termasuk bebas dalam hal seks komersial, namun Korea baru-baru ini melarang adanya import makanan laut dari Jepang kedalam negaranya. Alasannya, karena makanan laut Jepang dikhuatirkan tercemar radioaktif Fukushima.
Bahkan, Asosiasi Perikanan Jepang menemui Duta Besar Korea di Tokyo telah memohon agar keputusan ini dicabut, namun tak ada respon dari pihak Korea. Hal ini dibenarkan oleh Akira Ikoma, Redaktur Majalah Orenotabi. Ia mengungkapkan nantinya tak akan heran bila sangat mudah menemukan wajah-wajah ala bintang K-pop berprofesi sebagai PSK di di daerah Uguisudani Tokyo nantinya yang terkenal sebagai daerah Deriheru atau Delivery Health atau wanita panggilan.
“Mungkin akan lebih dari 100.000 wanita PSK akan berada di Tokyo nantinta," papar Ikoma lagi.
Inilah yang menjadi PR bagi petugas keamanan Jepang yang perlu melakukan monitoring ketat, apalagi ketika Olimpiade nanti nama besar Jepang sebagai tuan rumah tak bisa dipertaruhkan akibat banjirnya para PSK dijalanan Tokyo nantinya. Ia menambahkan, bahwa sudah bukan rahasi bila wanita-wanita cantik dari Korea ini dipasok ke negara-negara adidaya seperti Amerika, Jepang dan Asutralia sebagai penjaja cinta. Disana, mereka pun terkenal dengan harga yang murah dan banyak mendapat kecaman karena merusak harga pasar. Apalagi wajah cantik dan tubuh indah hasil operasi plastik mereka pun membuat PSK lokal menjadi "tak laku" lagi.
Di Jepang sendiri, selain Tokyo mereka pun banyak tersebar di Osaka. "Kalau di luar kedua kota tersebut, kalau di daerah, biasanya PSK Korea jarang sekali karena orang daerah biasanya loyal dengan PSK dalam negeri ketimbang dari luar Jepang," tambahnya. Di Olimpiade 2020 nanti, Shibuya dan Ikebukuro dipercaya menjadi jujugan para wanita-wanita Korea ini. Karenanya, Ikoma berharap bahwa pihak keamanan akan semakin ketat dengan para PSK tersebut dan banyak melakukan razia terhadap toko-toko seks di Jepang. Bukan hanya wanita-wanita berwajah Korea saja yang akan banyak memadati pusat porstitusi di Jepang, namun juga dari China.
Mereka-mereka ini kebanyakan datang dengan paspor palsu walau beberapa datang dengan paspor asli. Dunia malam serta bisnis rekreasi syahwat Jepang memang tak lepas dari tangan-tangan Yakuza, dan dengan adanya Olimpiade 2020, penghasilan yang didapat Yakuza akan lebih besar seiring semakin semaraknya bisnis hiburan malam.
sumber
Memiliki jangka waktu tujuh tahun untuk bersiap-siap, Negeri Sakura ini rupanya telah mulai berbenah diri untuk menyambut acara agung tersebut. Mengingat akan datangnya jutaan wisatawan ketika Olimpiade berlangsung, Jepang pun melakukan berbagai hal untuk keamanan negaranya.
Karena rupanya, disadur dari sebuah koran Jepang Tokyo Sports edisi 15 September yang menulis bahwa nantinya akan ada seratus ribu lebih pekerja seks komersial (PSK) dari Korea yang akan berbondong-bondong ke Jepang ketika Olimpiade. Tujuannya tentu saja, untuk menjaring wisatawan asing yang akan membutuhkan jasa penjaja cinta komersil ini. Ini menimbulkan kontroversi, memang Jepang hingga saat ini adalah salah satu negara timur yang termasuk bebas dalam hal seks komersial, namun Korea baru-baru ini melarang adanya import makanan laut dari Jepang kedalam negaranya. Alasannya, karena makanan laut Jepang dikhuatirkan tercemar radioaktif Fukushima.
Bahkan, Asosiasi Perikanan Jepang menemui Duta Besar Korea di Tokyo telah memohon agar keputusan ini dicabut, namun tak ada respon dari pihak Korea. Hal ini dibenarkan oleh Akira Ikoma, Redaktur Majalah Orenotabi. Ia mengungkapkan nantinya tak akan heran bila sangat mudah menemukan wajah-wajah ala bintang K-pop berprofesi sebagai PSK di di daerah Uguisudani Tokyo nantinya yang terkenal sebagai daerah Deriheru atau Delivery Health atau wanita panggilan.
“Mungkin akan lebih dari 100.000 wanita PSK akan berada di Tokyo nantinta," papar Ikoma lagi.
Inilah yang menjadi PR bagi petugas keamanan Jepang yang perlu melakukan monitoring ketat, apalagi ketika Olimpiade nanti nama besar Jepang sebagai tuan rumah tak bisa dipertaruhkan akibat banjirnya para PSK dijalanan Tokyo nantinya. Ia menambahkan, bahwa sudah bukan rahasi bila wanita-wanita cantik dari Korea ini dipasok ke negara-negara adidaya seperti Amerika, Jepang dan Asutralia sebagai penjaja cinta. Disana, mereka pun terkenal dengan harga yang murah dan banyak mendapat kecaman karena merusak harga pasar. Apalagi wajah cantik dan tubuh indah hasil operasi plastik mereka pun membuat PSK lokal menjadi "tak laku" lagi.
Di Jepang sendiri, selain Tokyo mereka pun banyak tersebar di Osaka. "Kalau di luar kedua kota tersebut, kalau di daerah, biasanya PSK Korea jarang sekali karena orang daerah biasanya loyal dengan PSK dalam negeri ketimbang dari luar Jepang," tambahnya. Di Olimpiade 2020 nanti, Shibuya dan Ikebukuro dipercaya menjadi jujugan para wanita-wanita Korea ini. Karenanya, Ikoma berharap bahwa pihak keamanan akan semakin ketat dengan para PSK tersebut dan banyak melakukan razia terhadap toko-toko seks di Jepang. Bukan hanya wanita-wanita berwajah Korea saja yang akan banyak memadati pusat porstitusi di Jepang, namun juga dari China.
Mereka-mereka ini kebanyakan datang dengan paspor palsu walau beberapa datang dengan paspor asli. Dunia malam serta bisnis rekreasi syahwat Jepang memang tak lepas dari tangan-tangan Yakuza, dan dengan adanya Olimpiade 2020, penghasilan yang didapat Yakuza akan lebih besar seiring semakin semaraknya bisnis hiburan malam.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar