Indonesia tak sendiri sebagai etalase berbagai skandal korupsi. Spanyol pun pantas dilabeli sarang perilaku tak terpuji, setelah kasus korupsi sektor properti terkuak satu per satu.
Tak tanggung-tanggung, kasus korupsi di Negeri Matador itu melibatkan 53 orang dengan profesi berbeda, mulai dari perencana kota, pengacara, pengembang, mantan walikota, pejabat pemerintah kota serta pesohor Hollywood Sean Connery dan Antonio Banderas.
Kecuali dua nama terakhir yang masih dalam proses penyelidikan, pihak lainnya dituduh telah melakukan tindak pidana dalam berbagai level kejahatan, seperti penyuapan, penipuan, dan pencucian uang. Hakim setempat baru saja menjatuhkan hukuman dan menjebloskan mereka ke penjara.
Hukuman terberat dijatuhkan kepada perencana kota yakni Juan Antonio Roca, pekan lalu. Ia harus menjalani hidup di balik jeruji besi selama 11 tahun plus denda sebesar 326 juta dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 3,7 triliun. Sebelum kejahatannya terkuak, Roca popular dengan gaya hidup seperti raja, foya-foya, punya perkebunan luas, peternakan sapi dan ekuestrian.
Kasus korupsi bermuara pada proyek pembangunan di Marbella, sebuah kota yang tenar dengan vila-vila dan yacht mewah serta merupakan tempat para sheik Arab bertamasya.
Selain itu, Marbella juga beken sebagai salah satu dari banyak kota di Spanyol sebagai tempat "pencucian uang" para koruptor selama terjadinya booming properti. Hal ini dimanfaatkan pengembang dengan berlomba membangun properti mewah, golf estate, plus komunitas eksklusif yang terdiri atas pengusaha, birokrat, dan politisi dari seluruh negeri.
Mereka mengambil ratusan juta Euro untuk membangun proyek-proyek "jalur cepat", alias memangkas prosedur dan asas legalitas.
Namun, ketika pasar jatuh, jutaan rumah dan vila mewah yang disetujui secara ilegal tersebut justru tinggal cerita. Dibiarkan kosong tak berpenghuni dan tak terawat.
Skala korupsi di Marbella begitu besar karena partisipasinya juga luas. Kalangan jet set dan tempat-tempat gemerlap sangat vulgar dipertontonkan kepada khalayak dan cepat menjadi simbol pembangunan nasional yang korup. Hal ini memicu Pemerintah Federal turun tangan dan membubarkan pemerintah daerah.
Menurut catatan pidana, kasus korupsi dalam industri properti di Marbella terjadi sejak 1990-an, ketika Yesus Gil, mantan presiden Klub Sepakbola Atletico Madrid menjabat sebagai walikota. Ia meninggal pada 2004 lalu. Praktek penipuan dan penyuapan yang dilakukan, ditengarai menghasilkan jumlah kekayaan minimum, 936 juta dollar AS (Rp 10,7 triliun).
Skandal menjadi lebih sensasional ketika melibatkan orang kaya dan pesohor internasional. Jaksa setempat ingin mempertanyakan kepemilikan aktor pemeran James Bond, Sean Connery atas rumah mewahnya dan juga upaya membongkar rumah yang dimiliki Antonio Banderas.
Lebih dari 90 orang telah diinterogasi, 43 lainnya dibebaskan. Beberapa pengamat lokal mengeluh, hukuman buat koruptor terlalu ringan. Jaksa sendiri menuntut Roca 30 tahun penjara. Sementara hakim justru menjatuhkan vonis kurang dari setengah tuntutan tersebut.
sumber
Tak tanggung-tanggung, kasus korupsi di Negeri Matador itu melibatkan 53 orang dengan profesi berbeda, mulai dari perencana kota, pengacara, pengembang, mantan walikota, pejabat pemerintah kota serta pesohor Hollywood Sean Connery dan Antonio Banderas.
Kecuali dua nama terakhir yang masih dalam proses penyelidikan, pihak lainnya dituduh telah melakukan tindak pidana dalam berbagai level kejahatan, seperti penyuapan, penipuan, dan pencucian uang. Hakim setempat baru saja menjatuhkan hukuman dan menjebloskan mereka ke penjara.
Hukuman terberat dijatuhkan kepada perencana kota yakni Juan Antonio Roca, pekan lalu. Ia harus menjalani hidup di balik jeruji besi selama 11 tahun plus denda sebesar 326 juta dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 3,7 triliun. Sebelum kejahatannya terkuak, Roca popular dengan gaya hidup seperti raja, foya-foya, punya perkebunan luas, peternakan sapi dan ekuestrian.
Kasus korupsi bermuara pada proyek pembangunan di Marbella, sebuah kota yang tenar dengan vila-vila dan yacht mewah serta merupakan tempat para sheik Arab bertamasya.
Selain itu, Marbella juga beken sebagai salah satu dari banyak kota di Spanyol sebagai tempat "pencucian uang" para koruptor selama terjadinya booming properti. Hal ini dimanfaatkan pengembang dengan berlomba membangun properti mewah, golf estate, plus komunitas eksklusif yang terdiri atas pengusaha, birokrat, dan politisi dari seluruh negeri.
Mereka mengambil ratusan juta Euro untuk membangun proyek-proyek "jalur cepat", alias memangkas prosedur dan asas legalitas.
Namun, ketika pasar jatuh, jutaan rumah dan vila mewah yang disetujui secara ilegal tersebut justru tinggal cerita. Dibiarkan kosong tak berpenghuni dan tak terawat.
Skala korupsi di Marbella begitu besar karena partisipasinya juga luas. Kalangan jet set dan tempat-tempat gemerlap sangat vulgar dipertontonkan kepada khalayak dan cepat menjadi simbol pembangunan nasional yang korup. Hal ini memicu Pemerintah Federal turun tangan dan membubarkan pemerintah daerah.
Menurut catatan pidana, kasus korupsi dalam industri properti di Marbella terjadi sejak 1990-an, ketika Yesus Gil, mantan presiden Klub Sepakbola Atletico Madrid menjabat sebagai walikota. Ia meninggal pada 2004 lalu. Praktek penipuan dan penyuapan yang dilakukan, ditengarai menghasilkan jumlah kekayaan minimum, 936 juta dollar AS (Rp 10,7 triliun).
Skandal menjadi lebih sensasional ketika melibatkan orang kaya dan pesohor internasional. Jaksa setempat ingin mempertanyakan kepemilikan aktor pemeran James Bond, Sean Connery atas rumah mewahnya dan juga upaya membongkar rumah yang dimiliki Antonio Banderas.
Lebih dari 90 orang telah diinterogasi, 43 lainnya dibebaskan. Beberapa pengamat lokal mengeluh, hukuman buat koruptor terlalu ringan. Jaksa sendiri menuntut Roca 30 tahun penjara. Sementara hakim justru menjatuhkan vonis kurang dari setengah tuntutan tersebut.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar