Sebanyak 650 prajurit Kostrad diberangkatkan ke perbatasan untuk menggantikan personil dari Yonif 621/Mtg (Manuntung/Kalsel) yang sudah bertugas selama enam bulan. Mereka dilepas pangdam VI Mayjen TNI Subekti dalam upacara militer di pelabuhan Semayang Balikpapan. Pamtas kostrad ini diberangkatkan dengan kapal perang KRI Teluk Bone.
Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subekti mengatakan pamtas oleh Kostrad kali lebih untuk memberikan pengalaman yang sama bagi semua personil TNI khususnya angkatan darat.
Diakui selama ini pengamanan wilayah perbatasan hanya dilakukan personil TNI dari satuan wilayah bukan dari satuan khusus seperti Kostrad. Hal ini kata Panglima sebagai kebijakan yang putuskan oleh pimpinan guna Untuk memberikan pengalaman yang sama bagi satuan-satuan TNI di angkata darat, kata Pangdam usai upacara pelepasan Personil Kostrad Minggu pagi di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Minggu (1/4/2012).
Ini juga sesuai UU 34 tahun 2004 tentang TNI bahwa pengamanan wilayah perbatasan merupakan tanggungjawab TNI, di AD tidak ada perbedaan antara tentara di kewilayahan maupun kesatuan di pusat, sambungnya.
Battalion Kostrad ini akan bertugas selama enama bulan, mereka mendapat pembekalan sebelum diberangkatkan ke wilayah perbatasan terutama juga pengetahuan dan pemahaman budaya lokal suku dayak disamping menyangkut hukum perbatasan internasional.
Kita beri pembekalan selama tiga bulan sebelum berangkat. Baik itu pengetahuan territorial, hukum internasional tentang perbatasan juga termasuk bimbingan dan pemahanan soal adat budaya dan hukum masyarakat local seperti masyarakat dayak, tambah Panglima Kodam IV.
Dalam upacara pelepasan pengamanan perbatasan Kaltim-Malaysia oleh 650 prajurit Kostrad, Panglima kembali memberikan arahan dan pembekalan baik saat upaara maupun saat diatas kapal KRI teluk Bone. mereka dingatkan oleh Pangdam untuk menjaga sikap dan nama baik TNI selama bertugas.
Personil Kostrad ini nantinya akan menempati 29 pos pengamanan perbatasan yang sudah ada disepanjang 1038 kilometer. Mereka kemarin bertolak ke Tarakan dan Nunukan menggunakan KRI Teluk Bone melalui pelabuhan Semayang.
sumber
Utk ops mil didaerah rawa perlu kapal yg mudah dioperasikan dirawa2, karena rawa bisa menghambat gerakan pasukan dan membahayakan keselamatn personil. Ini perlu diperhatikan utk petinggi2 TNI/DPR, utk daerah rawa2 hrs ada kapal dan mrpk prosedur tetap ops mil rawa yg hrs dilaksanakan.
BalasHapussemoga kritik dan saran yg ada diblog ini dilihat dan didengar oleh para petinggi militer dan anggota dewan....
BalasHapus