Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M. Natalegawa mengatakan arsitektur keuangan global harus memberikan kesempatan dan peran bagi negara berkembang untuk berkontribusi dalam perekonomian global.
"Banyak rakyat dari negara-negara berkembang yang masih belum merasakan arti kemakmuran. Perbedaan tingkat pembangunan di negara berkembang pun masih terjadi. Oleh karena itu perundinganDoha Round harus segera diselesaikan untuk memastikan adanya sistem perdagangan dunia yang adil, transparan dan terbuka," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M. Natalegawa dalam rilis Kementerian Luar Negeri yang diterima okezone Minggu, (22/4/2012).
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Natalegawa saat memimpin pertemuan tingkat Menteri Kelompok 77 dan China di sela-sela sidang United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) ke-13 di Doha, Qatar.
Menlu Natalegawa juga menekankan bahwa tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang dewasa ini tidak lagi dapat diselesaikan dengan pendekatan yang mengedepankan pertentangan.
"Diperlukan pendekatan kemitraan untuk dapat mencapai kemakmuran bersama," tegas Menlu Natalegawa.
Pertemuan tingkat Menteri Kelompok 77 dan China yang rutin digelar empat tahun sekali tersebut bertujuan untuk mempersiapkan posisi serta kepentingan bersama dari negara-negara berkembang dalam menghadapi pertemuan UNCTAD yang juga akan berlangsung di Doha pada 21-26 April 2012.
Sekira 132 wakil negara-negara berkembang yang hadir dalam pertemuan tersebut berhasil menyepakati sebuah deklarasi yang mewakili kepentingan negara berkembang.
Deklarasi ini nantinya akan menjadi rujukan bagi proses perundingan kelompok negara berkembang dalam pertemuan UNCTAD ke-13 dengan tema “Development-centered globalization: Towards inclusive and sustainable growth and development”.
Pertemuan UNCTAD ke-13 yang berlangsung hingga lima hari ke depan diharapkan menghasilkan komitmen dan konsensus baru mengenai upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat, adil dan berkesinambungan di era globalisasi dewasa ini.
sumber
"Banyak rakyat dari negara-negara berkembang yang masih belum merasakan arti kemakmuran. Perbedaan tingkat pembangunan di negara berkembang pun masih terjadi. Oleh karena itu perundinganDoha Round harus segera diselesaikan untuk memastikan adanya sistem perdagangan dunia yang adil, transparan dan terbuka," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M. Natalegawa dalam rilis Kementerian Luar Negeri yang diterima okezone Minggu, (22/4/2012).
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Natalegawa saat memimpin pertemuan tingkat Menteri Kelompok 77 dan China di sela-sela sidang United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) ke-13 di Doha, Qatar.
Menlu Natalegawa juga menekankan bahwa tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang dewasa ini tidak lagi dapat diselesaikan dengan pendekatan yang mengedepankan pertentangan.
"Diperlukan pendekatan kemitraan untuk dapat mencapai kemakmuran bersama," tegas Menlu Natalegawa.
Pertemuan tingkat Menteri Kelompok 77 dan China yang rutin digelar empat tahun sekali tersebut bertujuan untuk mempersiapkan posisi serta kepentingan bersama dari negara-negara berkembang dalam menghadapi pertemuan UNCTAD yang juga akan berlangsung di Doha pada 21-26 April 2012.
Sekira 132 wakil negara-negara berkembang yang hadir dalam pertemuan tersebut berhasil menyepakati sebuah deklarasi yang mewakili kepentingan negara berkembang.
Deklarasi ini nantinya akan menjadi rujukan bagi proses perundingan kelompok negara berkembang dalam pertemuan UNCTAD ke-13 dengan tema “Development-centered globalization: Towards inclusive and sustainable growth and development”.
Pertemuan UNCTAD ke-13 yang berlangsung hingga lima hari ke depan diharapkan menghasilkan komitmen dan konsensus baru mengenai upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat, adil dan berkesinambungan di era globalisasi dewasa ini.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar