Fred Guentert mempersiapkan prosesi pemakaman yang unik untuk dirinya sendiri. Kakek berusia 89 tahun itu, menghabiskan seperempat abad dari umurnya untuk membuat makam bagi dirinya sendiri.
Makam yang dia buat menyerupai sarkofagus atau peti mati yang biasa dipakai Firaun dari Mesir. Sarkofagus itu dibuat dengan ukuran panjang 2,1 meter dan terbuat dari kayu cedar. Pria lanjut usia tersebut juga berencana untuk memumikan tubuhnya setelah dia meninggal dan disimpan di dalam peti tersebut.
Dia mempelajari keterampilan memahat dan mengukir serta desain Mesir Kuno melalui buku.
"Ini menjadi bagian dari hobi saya dan hampir selesai. Saya punya satu keinginan terakhir sebelum saya ditempatkan ke dalam peti mati, yaitu setiap orang harus memastikan bahwa saya memang sudah benar-benar meningggal sebelum mereka menutupnya," ucap Guentert seperti dikutip dari Orange, Sabtu (17/3/2012).
"Saya rasa itu adalah takdir dan cara pemakaman tersebut memberikan saya hidup yang lebih lama bersama Mesir kuno," imbuhnya.
Guentert selama hidupnya memang sangat tertarik dengan budaya Mesir kuno yang pada awalnya dikenal sejak tahun 1922, ketika Howard Carter menemukan makam Raja Tutankhamen. Dia bahkan mengunjungi Mesir 10 tahun lalu hanya untuk melihat benda yang sangat antik dan kuno itu.
Kakek tua ini tidak sendirian dalam mewujudkan keinginannya. Pensiunan dari pegawai kantor pos tersebut didukung penuh oleh istrinya yang bernama Joyce.
"Hal ini memang sedikit aneh untuk membicarakan tentang peti mati saat dia masih hidup. Tapi hal yang paling menarik baginya adalah Mesir kuno dan budayanya. Dia akan dikenang oleh orang banyak saat dirinya meninggal bersama apa yag menjadi tujuan dari hidupnya," ujar Grace yang berusia 73 tahun.
Makam yang dia buat menyerupai sarkofagus atau peti mati yang biasa dipakai Firaun dari Mesir. Sarkofagus itu dibuat dengan ukuran panjang 2,1 meter dan terbuat dari kayu cedar. Pria lanjut usia tersebut juga berencana untuk memumikan tubuhnya setelah dia meninggal dan disimpan di dalam peti tersebut.
Dia mempelajari keterampilan memahat dan mengukir serta desain Mesir Kuno melalui buku.
"Ini menjadi bagian dari hobi saya dan hampir selesai. Saya punya satu keinginan terakhir sebelum saya ditempatkan ke dalam peti mati, yaitu setiap orang harus memastikan bahwa saya memang sudah benar-benar meningggal sebelum mereka menutupnya," ucap Guentert seperti dikutip dari Orange, Sabtu (17/3/2012).
"Saya rasa itu adalah takdir dan cara pemakaman tersebut memberikan saya hidup yang lebih lama bersama Mesir kuno," imbuhnya.
Guentert selama hidupnya memang sangat tertarik dengan budaya Mesir kuno yang pada awalnya dikenal sejak tahun 1922, ketika Howard Carter menemukan makam Raja Tutankhamen. Dia bahkan mengunjungi Mesir 10 tahun lalu hanya untuk melihat benda yang sangat antik dan kuno itu.
Kakek tua ini tidak sendirian dalam mewujudkan keinginannya. Pensiunan dari pegawai kantor pos tersebut didukung penuh oleh istrinya yang bernama Joyce.
"Hal ini memang sedikit aneh untuk membicarakan tentang peti mati saat dia masih hidup. Tapi hal yang paling menarik baginya adalah Mesir kuno dan budayanya. Dia akan dikenang oleh orang banyak saat dirinya meninggal bersama apa yag menjadi tujuan dari hidupnya," ujar Grace yang berusia 73 tahun.
0 komentar :
Posting Komentar