ILUSTRASI MATA UANG
Warga Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, selama ini menggunakan dua mata uang, yakni rupiah dan ringgit Malaysia dalam melakukan aktivitas perekonomian sehari-hari.
"Penggunaan kedua mata uang itu, ringgit Malaysia (RM) dan rupiah sudah berlangsung sejak dahulu kala," kata seorang warga Ajikuning, Kecamatan Sebatik Utara, Nunukan, Umar di Pulau Sebatik, Nunukan, Minggu (27/5).
Dia mengakui, kedua mata tersebut berlaku pada setiap berbelanja di pasar-pasar ataupun di kios-kios di Pulau Sebatik.
Berlakunya kedua mata uang tersebut oleh masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di pulau yang berbatasan darat dan laut dengan Tawau, negara bagian Sabah Malaysia, dianggap biasa saja.
Bahkan, mata uang Malaysia tetap diterima karena warga di sekitar perbatasan itu setiap hari membeli dan berbelanja bahan kebutuhan sehari-hari di Pasar Tawau, Malaysia.
Semua kebutuhan masyarakat Pulau Sebatik, katanya, berasal atau merupakan produk Malaysia sehingga tidak bisa dihindari peredaran mata uang ringgit.
"Susah juga kalau kami tidak mau mengambil uang ringgit," ujar Umar yang mengaku lahir di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Penggunaan mata uang Malaysia di Pulau Sebatik disebabkan seluruh hasil bumi warga Pulau Sebatik dipasarkan di Tawau Malaysia, misalnya kelapa sawit, pisang, sayur mayur, dan kakao.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar