"Wonderful Indonesia" Karya Mario dan Antonio Blanco dipamerkan di Melbourne dan Sydney, Australia
Lukisan-lukisan bertema Indonesia yang diukir tangan Mario Blanco dan Don Antonio Blanco dipamerkan di Melbourne dan Sydney, Australia bulan November 2011 ini.
Kegiatan ini digelar atas prakarsa Primo Alui Joelianto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan perantara Fattah Johan dari OZIP Magazine (majalah komunitas Indonesia yang berbasis di Melbourne), didukung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, serta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne dan Sydney. Pameran dibuka Mario Blanco di Melbourne, menampilkan lukisan-lukisan yang dibuatnya sendiri dan beberapa lukisan yang dibuat ayah kandungnya, Don Antonio Blanco.
The Young Master and The Renaissance Don Mario Blanco lahir di Bali pada tanggal 4 Juli 1962 dengan seorang ayah yang berasal dari Spanyol dan ibu yang merupakan penduduk asli Bali. Mario Blanco memiliki hasrat yang sangat tinggi dalam bidang melukis. Sifat ini ia dapatkan dari sang ayah, Don Antonio Blanco yang juga merupakan seorang pelukis ternama dunia.
Mario mampu mengupas filosofi yang sangat dalam pada setiap hasil karyanya. Melalui hasil karyanya yang dituangkannya ke dalam kanvas, ia mampu membuka pikiran dan mencelikkan mata hati setiap orang untuk bisa mengapresiasikan karya seni.
Kegiatan ini digelar atas prakarsa Primo Alui Joelianto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan perantara Fattah Johan dari OZIP Magazine (majalah komunitas Indonesia yang berbasis di Melbourne), didukung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, serta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne dan Sydney. Pameran dibuka Mario Blanco di Melbourne, menampilkan lukisan-lukisan yang dibuatnya sendiri dan beberapa lukisan yang dibuat ayah kandungnya, Don Antonio Blanco.
The Young Master and The Renaissance Don Mario Blanco lahir di Bali pada tanggal 4 Juli 1962 dengan seorang ayah yang berasal dari Spanyol dan ibu yang merupakan penduduk asli Bali. Mario Blanco memiliki hasrat yang sangat tinggi dalam bidang melukis. Sifat ini ia dapatkan dari sang ayah, Don Antonio Blanco yang juga merupakan seorang pelukis ternama dunia.
Mario mampu mengupas filosofi yang sangat dalam pada setiap hasil karyanya. Melalui hasil karyanya yang dituangkannya ke dalam kanvas, ia mampu membuka pikiran dan mencelikkan mata hati setiap orang untuk bisa mengapresiasikan karya seni.
Mario Blanco dikenal sebagai The Young Master oleh banyak orang. Meskipun talenta melukis yang Mario Blanco miliki diturunkan dari ayahnya, namun aliran dari lukisannya cukup berbeda dengan Antonio Blanco. Mario Blanco menganut aliran impresionis, sedangkan Antonio Blanco menganut aliran ekspresionis.
Antonio Maria Blanco sendiri seorang maestro pelukis yang eksentrik, ayahnya berasal dari Spanyol sedangkan ibunya adalah orang Italia. Antonio pada masa mudanya gemar melanglang buana, pernah tinggal di Hollywood, New York, Jepang, di Istana Raja Kamboja dan akhirnya menetap di tempat impiannya yaitu Ubud, Bali.
Antonio Maria Blanco sendiri seorang maestro pelukis yang eksentrik, ayahnya berasal dari Spanyol sedangkan ibunya adalah orang Italia. Antonio pada masa mudanya gemar melanglang buana, pernah tinggal di Hollywood, New York, Jepang, di Istana Raja Kamboja dan akhirnya menetap di tempat impiannya yaitu Ubud, Bali.
Antonio banyak mendapat penghargaan dari pemimpin berbagai Negara, antara lain adalah “Chevalier Du Sahamtrei” (Knights of Friendship) dari Raja Norodom Sihanouk dan pada tahun 1990-an mendapat anugerah title “Don” dari Raja Juan Carlos, Spanyol. Sehingga menjadikannya setara dengan pelukis idolanya yaitu Salvador Dali, yang juga mendapat gelar “Don”.
Don Antonio Blanco jarang sekali menjual lukisan aslinya, hanya kepada orang yang dia berkenan, dia baru mau menjualnya. Oleh karena itulah lukisan Don Antonio Blanco jarang terdapat di museum-museum di luar negeri, selain itu hal ini disebabkan karena saking cintanya beliau dengan Bali, Don Antonio hanya memajang karya-karyanya di museumnya sendiri.
Don Antonio ingin semua orang dari berbagai penjuru dunia yang ingin melihat maha karyanya datang ke Bali. Beberapa selebriti dunia dan VVIP yang pernah datang ke museumnya, antara lain Ingrid Bergman, William Holden, David Bowie, Mick Jagger & Jerry Hall, Koo Stark, Michael Learn To Rock, Phillip Kotler (Pakar marketing dunia) dan yang terakhir Direktur Jenderal Unesco.
"Wonderful Indonesia"
Wonderful Indonesia adalah tema pameran lukisan Mario Blanco dan Don Antonio Blanco pada tahun ini. Mario memilih tema Wonderful Indonesia dikarenakan begitu banyak kecantikan dari seni budaya di Indonesia yang bisa dinikmati oleh semua orang di dunia. Tidak hanya kecantikan alam, tetapi juga lukisan yang dibuat para pelukis Indonesia adalah salah satu ciri khas dari kebudayaan Indonesia. Hal inilah yang ingin Mario Blanco tekankan pada pamerannya pada tahun 2011.
“Perancis adalah pusat seni nomor satu di dunia. Tetapi, sebelum ayah saya meninggal, beliau pernah mengatakan bahwa Bali juga memiliki potensi untuk menjadi salah satu pusat seni di dunia dan Melbourne sebagai kota yang terkenal dengan sebutan “Art & Cultural City of Australia” kebetulan adalah kota pertama yang terpilih diadakannya pameran karya Blanco di Australia sebagai langkah awal untuk mewujudkan visi “Bali sebagai Pusat Seni Dunia," ujar Mario Blanco.
Keindahan lukisan Mario Blanco dan Don Antonio Blanco ini dipamerkan di gedung Melbourne International Fine Art atau lebih dikenal dengan nama MiFA. Bryan Collie, Direktur gedung MiFA mengatakan sangat menyukai keunikan setiap lukisan Mario Blanco. Frame (bingkai) lukisan yang diukir serupa dengan objek lukisannya merupakan yang pertama yang dilihatnya di dunia.
Mario membuat bingkai bentuk durian untuk lukisan duriannya, Frame buah manggis untuk lukisan manggis. Banyak sekali tamu penting yang berdatangan pada malam pembukaan ini dibuat terkagum-kagum, antara lain, pejabat pemerintahan City of Melbourne, Konsul Jendral dari negara Chile dan Malaysia, dan juga Hadi Sapto, Acting Konsul Jendral Indonesia di Melbourne selaku host serta berbagai tokoh masyarakat dari berbagai kalangan di Melbourne serta para “Art Lovers”.
Acara malam pembukaan pameran lukisan ini dimulai dengan indahnya permainan musik gamelan dan tarian Bali oleh Mahendra Bali (Perhimpunan Masyarakat Bali di Melbourne).
Don Antonio Blanco jarang sekali menjual lukisan aslinya, hanya kepada orang yang dia berkenan, dia baru mau menjualnya. Oleh karena itulah lukisan Don Antonio Blanco jarang terdapat di museum-museum di luar negeri, selain itu hal ini disebabkan karena saking cintanya beliau dengan Bali, Don Antonio hanya memajang karya-karyanya di museumnya sendiri.
Don Antonio ingin semua orang dari berbagai penjuru dunia yang ingin melihat maha karyanya datang ke Bali. Beberapa selebriti dunia dan VVIP yang pernah datang ke museumnya, antara lain Ingrid Bergman, William Holden, David Bowie, Mick Jagger & Jerry Hall, Koo Stark, Michael Learn To Rock, Phillip Kotler (Pakar marketing dunia) dan yang terakhir Direktur Jenderal Unesco.
"Wonderful Indonesia"
Wonderful Indonesia adalah tema pameran lukisan Mario Blanco dan Don Antonio Blanco pada tahun ini. Mario memilih tema Wonderful Indonesia dikarenakan begitu banyak kecantikan dari seni budaya di Indonesia yang bisa dinikmati oleh semua orang di dunia. Tidak hanya kecantikan alam, tetapi juga lukisan yang dibuat para pelukis Indonesia adalah salah satu ciri khas dari kebudayaan Indonesia. Hal inilah yang ingin Mario Blanco tekankan pada pamerannya pada tahun 2011.
“Perancis adalah pusat seni nomor satu di dunia. Tetapi, sebelum ayah saya meninggal, beliau pernah mengatakan bahwa Bali juga memiliki potensi untuk menjadi salah satu pusat seni di dunia dan Melbourne sebagai kota yang terkenal dengan sebutan “Art & Cultural City of Australia” kebetulan adalah kota pertama yang terpilih diadakannya pameran karya Blanco di Australia sebagai langkah awal untuk mewujudkan visi “Bali sebagai Pusat Seni Dunia," ujar Mario Blanco.
Keindahan lukisan Mario Blanco dan Don Antonio Blanco ini dipamerkan di gedung Melbourne International Fine Art atau lebih dikenal dengan nama MiFA. Bryan Collie, Direktur gedung MiFA mengatakan sangat menyukai keunikan setiap lukisan Mario Blanco. Frame (bingkai) lukisan yang diukir serupa dengan objek lukisannya merupakan yang pertama yang dilihatnya di dunia.
Mario membuat bingkai bentuk durian untuk lukisan duriannya, Frame buah manggis untuk lukisan manggis. Banyak sekali tamu penting yang berdatangan pada malam pembukaan ini dibuat terkagum-kagum, antara lain, pejabat pemerintahan City of Melbourne, Konsul Jendral dari negara Chile dan Malaysia, dan juga Hadi Sapto, Acting Konsul Jendral Indonesia di Melbourne selaku host serta berbagai tokoh masyarakat dari berbagai kalangan di Melbourne serta para “Art Lovers”.
Acara malam pembukaan pameran lukisan ini dimulai dengan indahnya permainan musik gamelan dan tarian Bali oleh Mahendra Bali (Perhimpunan Masyarakat Bali di Melbourne).
Terdapat 26 karya lukis dan fotografi yang bisa dinikmati oleh semua pengunjung selama pameran ini berlangsung. Setiap lukisan dan fotografi dibingkai dengan bingkai-bingkai yang sangat cantik dan berbau tradisional. Dari 26 karya lukis dan fotografi itu 10 lukisan dan 1 fotografi adalah karya Don Antonio Blanco, 9 fotografi dan 6 karya lukis lainnya adalah hasil ukiran dari tangan Mario
Blanco sendiri. Mario mengatakan setiap goresan dan ukiran dari semua lukisan memiliki artinya sendiri-sendiri.
Pameran lukisan dan fotografi yang dilakukan oleh Mario Blanco ini tidak berhenti hanya di Melbourne saja. Setelah selesai menggelar pameran di Melbourne, Mario Blanco beserta istrinya, Wimas dan dengan timnya yang terdiri dari Asmari, Gung Aji, Aditya Karma dan Reni berangkat ke Sydney dan menggelar pameran yang sama dimulai dari tanggal 15 sampai dengan 17
November di Wentworth Gallery, Sofitel Hotel.
Sydney
Di Sydney pun acaranya tidak kalah meriah dengan di Melbourne. Banyak tokoh-tokoh masyarakat Sydney, Konsul Jenderal Negara asing dan tokoh masyarakat dan Profesional Indonesia yang hadir di pameran ini, antara lain adalah Susanto Tandjung dari Mitsubishi Corporation, Rudy Ibrahim dari
IBM Corporation, Paul Sathio CEO Crown International Holdings Group beserta istri dan Jaya Suprana.
Acara Opening Night di Sydney ini dibuka Vinsensius Jemadu, Deputy Director of International Promotion for America & Pacific Region dari Kementerian Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia. Mewakili tuan rumah Sydney, Sunarti Ichwanto, konsul di KJRI Sydney memberikan kata sambutan mewakili Gary R.M. Jusuf, Konjen RI untuk NSW yang sedang berada di Indonesia pada saat itu.
Pameran lukisan yang digelar Mario Blanco dan didukung pemerintah ini setidaknya menjadi langkah awal dari promosi Indonesia di luar negeri. Langkah ini sudah dilakukan Salvador Dali, Picasso, Van Gough, Leonardo Da Vinci yang mengharumkan nama negara sepanjang masa melalui lukisan.
Blanco sendiri. Mario mengatakan setiap goresan dan ukiran dari semua lukisan memiliki artinya sendiri-sendiri.
Pameran lukisan dan fotografi yang dilakukan oleh Mario Blanco ini tidak berhenti hanya di Melbourne saja. Setelah selesai menggelar pameran di Melbourne, Mario Blanco beserta istrinya, Wimas dan dengan timnya yang terdiri dari Asmari, Gung Aji, Aditya Karma dan Reni berangkat ke Sydney dan menggelar pameran yang sama dimulai dari tanggal 15 sampai dengan 17
November di Wentworth Gallery, Sofitel Hotel.
Sydney
Di Sydney pun acaranya tidak kalah meriah dengan di Melbourne. Banyak tokoh-tokoh masyarakat Sydney, Konsul Jenderal Negara asing dan tokoh masyarakat dan Profesional Indonesia yang hadir di pameran ini, antara lain adalah Susanto Tandjung dari Mitsubishi Corporation, Rudy Ibrahim dari
IBM Corporation, Paul Sathio CEO Crown International Holdings Group beserta istri dan Jaya Suprana.
Acara Opening Night di Sydney ini dibuka Vinsensius Jemadu, Deputy Director of International Promotion for America & Pacific Region dari Kementerian Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia. Mewakili tuan rumah Sydney, Sunarti Ichwanto, konsul di KJRI Sydney memberikan kata sambutan mewakili Gary R.M. Jusuf, Konjen RI untuk NSW yang sedang berada di Indonesia pada saat itu.
Pameran lukisan yang digelar Mario Blanco dan didukung pemerintah ini setidaknya menjadi langkah awal dari promosi Indonesia di luar negeri. Langkah ini sudah dilakukan Salvador Dali, Picasso, Van Gough, Leonardo Da Vinci yang mengharumkan nama negara sepanjang masa melalui lukisan.
0 komentar :
Posting Komentar