Segala cara dilakukan sindikat narkoba internasional untuk menembus pemeriksaan petugas bandara. Modus terbaru yang terkuak, kemasan nasi goreng alias "nasgor" instan dijadikan wadah untuk menyelundupan sabu seberat 1.036,9 gram.
Modus itu dipakai warga negara Cina, Liu Wen Hong, 37 tahun, yang merupakan kurir narkoba. Liu diringkus Badan Narkotika Nasional di Pabean Bandara Soekarno Hatta. Liu ditangkap seusai turun dari pesawat Cathay Pacific rute Hongkong-Jakarta, Senin, 14 November 2011 lalu.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Sumirat Dwiyanto, mengatakan, modus yang dilakukan Liu termasuk baru. Sebelum itu, pihaknya pernah mendapati para kurir narkoba memakai kotak susu, botol sampo, dan bungkus permen untuk menyelundupkan sabu. "Ini baru dan unik," ujar Sumirat, Kamis, 24 November 2011.
Ia menjelaskan, nasi goreng instan dikeluarkan terlebih dahulu oleh Liu sebelum memasukkan sabu ke dalam kemasan. Kemasan itu dinilai Sumirat aman untuk kualitas sabu karena memiliki lapisan alumunium foil pada lapisan dalamnya. "Kalau kemasan makanan instan dari produk luar bagus-bagus. Ada lapisan alumunium foil-nya. Mungkin itu alasan para kurir," ujarnya.
Sebanyak empat bungkus nasi goreng instan dipakai Liu untuk memuat sekitar 1.000 gram sabu. Sementara untuk kardusnya Liu memakai kardus bergambar nasi goreng instan juga. "Kemasan ini tetap terdeteksi X-ray bandara. Setelah diperiksa, benar ada sabunya," ujar Sumirat.
Menurut Sumirat, Liu merupakan kurir suruhan bandar narkoba asal Cina, Zhou Weiping, 41 tahun, yang juga sudah tertangkap. Badan Narkotika belum mengungkap jaringan internasional mana yang membawahi Zhou. "Masih pengembangan. Termasuk juga kasus Kazim Yakin, 36 tahun, warga Turki yang tertangkap membawa 2.065,1 gram sabu," tuturnya. Barang bukti dari dua kasus berbeda itu sudah dimusnahkan BNN hari ini dengan menggunakan insenerator.
Sumirat mensinyalir, sindikat internasional terus berputar mencari kurir baru di negara berkembang seperti Indonesia. Hal itu dilakukan karena birong, sebutan kurir narkoba asal Afrika, sudah masuk daftar hitam di berbagai negara. "Sekarang sudah jarang kurir dari Afrika. Bandar mulai memilih orang India, Iran, Pakistan, Turki, bahkan Indonesia."
Dalam catatan Sumirat, pada 2008 silam, sebanyak 16 perempuan warga negara Indonesia dijadikan kurir narkoba oleh sindikat internasional di Entikong, Kalimantan Barat. Kecamatan Entikong adalah wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. "Di sana subur," ujarnya. Sumirat menyatakan tidak mengetahui jumlah kurir narkoba asal Indonesia per 2009-2011. "Datanya masih kami hitung," katanya.
sumber
Modus itu dipakai warga negara Cina, Liu Wen Hong, 37 tahun, yang merupakan kurir narkoba. Liu diringkus Badan Narkotika Nasional di Pabean Bandara Soekarno Hatta. Liu ditangkap seusai turun dari pesawat Cathay Pacific rute Hongkong-Jakarta, Senin, 14 November 2011 lalu.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Sumirat Dwiyanto, mengatakan, modus yang dilakukan Liu termasuk baru. Sebelum itu, pihaknya pernah mendapati para kurir narkoba memakai kotak susu, botol sampo, dan bungkus permen untuk menyelundupkan sabu. "Ini baru dan unik," ujar Sumirat, Kamis, 24 November 2011.
Ia menjelaskan, nasi goreng instan dikeluarkan terlebih dahulu oleh Liu sebelum memasukkan sabu ke dalam kemasan. Kemasan itu dinilai Sumirat aman untuk kualitas sabu karena memiliki lapisan alumunium foil pada lapisan dalamnya. "Kalau kemasan makanan instan dari produk luar bagus-bagus. Ada lapisan alumunium foil-nya. Mungkin itu alasan para kurir," ujarnya.
Sebanyak empat bungkus nasi goreng instan dipakai Liu untuk memuat sekitar 1.000 gram sabu. Sementara untuk kardusnya Liu memakai kardus bergambar nasi goreng instan juga. "Kemasan ini tetap terdeteksi X-ray bandara. Setelah diperiksa, benar ada sabunya," ujar Sumirat.
Menurut Sumirat, Liu merupakan kurir suruhan bandar narkoba asal Cina, Zhou Weiping, 41 tahun, yang juga sudah tertangkap. Badan Narkotika belum mengungkap jaringan internasional mana yang membawahi Zhou. "Masih pengembangan. Termasuk juga kasus Kazim Yakin, 36 tahun, warga Turki yang tertangkap membawa 2.065,1 gram sabu," tuturnya. Barang bukti dari dua kasus berbeda itu sudah dimusnahkan BNN hari ini dengan menggunakan insenerator.
Sumirat mensinyalir, sindikat internasional terus berputar mencari kurir baru di negara berkembang seperti Indonesia. Hal itu dilakukan karena birong, sebutan kurir narkoba asal Afrika, sudah masuk daftar hitam di berbagai negara. "Sekarang sudah jarang kurir dari Afrika. Bandar mulai memilih orang India, Iran, Pakistan, Turki, bahkan Indonesia."
Dalam catatan Sumirat, pada 2008 silam, sebanyak 16 perempuan warga negara Indonesia dijadikan kurir narkoba oleh sindikat internasional di Entikong, Kalimantan Barat. Kecamatan Entikong adalah wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. "Di sana subur," ujarnya. Sumirat menyatakan tidak mengetahui jumlah kurir narkoba asal Indonesia per 2009-2011. "Datanya masih kami hitung," katanya.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar