Putri Josef Stalin, yang mengecam komunisme dan membelot selama perang dingin, telah meninggal di AS setelah bertahun-tahun tinggal dalam pengasingan.
Svetlana Peters, yang berganti nama tiga kali, menggambarkan ayahnya sebagai "rakasa moral dan spiritual" setelah CIA membantunya untuk melarikan diri dari Uni Soviet pada tahun 1967. Kasusnya menimbulkan kehebohan diplomatik sat itu.
Svetlana Peters, yang berganti nama tiga kali, menggambarkan ayahnya sebagai "rakasa moral dan spiritual" setelah CIA membantunya untuk melarikan diri dari Uni Soviet pada tahun 1967. Kasusnya menimbulkan kehebohan diplomatik sat itu.
Terlahir dengan mana Svetlana Stalina, ia mengadopsi nama belakang ibunya, Alliluyeva, setelah kematian ayahnya pada tahun 1953. Tapi dia mengakhiri hidupnya sebagai Lana Peters - identitas yang dipakainya setelah mendapatkan suaka politik di AS.
Setelah tinggal bertahun-tahun dan bersembunyi dari sorotan publik, dia menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam pengasingan. Dia meninggal karena kanker usus besar pada tanggal 22 November di Richland County, South Carolina.
Kerap berpindah negara, Svetlana juga 'rajin' pindah agama. Ia pernah menganut agama Hindu hingga Kristen sekte sains. Sempat empat kali menikah, dua otobiografinya laris manis di negeri asalnya. Dua memoarnya, salah satunya berjudul Twenty Letter to a Friend laku puluhan juta dolar AS.
Namun dalam wawancara langka pada tahun 1990 dengan surat kabar Independent, dia bilang dia tidak punya uang dan tidak ada penghasilan dari buku-bukunya dan tinggal bersama putrinya, Olga, di rumah kontrakan mereka.
Keputusannya untuk meninggalkan Uni Soviet - yang katanya sebagian dimotivasi oleh perlakuan buruk dari suami ketiganya dan oleh pemerintah Soviet - dianggap mempermalukan Soviet. Setibanya di New York City, ia memberikan konferensi pers mengecam rezim ayahnya, mengatakan, "Aku datang ke sini untuk mencari ekspresi diri yang telah ditolak begitu lama di Rusia."
Tapi dia dikecam oleh perdana menteri Uni Soviet saat itu, Alexei Kosygin, yang menggambarkan dirinya sebagai "moral tidak stabil" dan "orang sakit". "Kita hanya bisa mengasihani mereka yang ingin menggunakannya untuk tujuan politik atau untuk tujuan mendiskreditkan negara Soviet," katanya saat itu.
Setelah tinggal bertahun-tahun dan bersembunyi dari sorotan publik, dia menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam pengasingan. Dia meninggal karena kanker usus besar pada tanggal 22 November di Richland County, South Carolina.
Kerap berpindah negara, Svetlana juga 'rajin' pindah agama. Ia pernah menganut agama Hindu hingga Kristen sekte sains. Sempat empat kali menikah, dua otobiografinya laris manis di negeri asalnya. Dua memoarnya, salah satunya berjudul Twenty Letter to a Friend laku puluhan juta dolar AS.
Namun dalam wawancara langka pada tahun 1990 dengan surat kabar Independent, dia bilang dia tidak punya uang dan tidak ada penghasilan dari buku-bukunya dan tinggal bersama putrinya, Olga, di rumah kontrakan mereka.
Keputusannya untuk meninggalkan Uni Soviet - yang katanya sebagian dimotivasi oleh perlakuan buruk dari suami ketiganya dan oleh pemerintah Soviet - dianggap mempermalukan Soviet. Setibanya di New York City, ia memberikan konferensi pers mengecam rezim ayahnya, mengatakan, "Aku datang ke sini untuk mencari ekspresi diri yang telah ditolak begitu lama di Rusia."
Tapi dia dikecam oleh perdana menteri Uni Soviet saat itu, Alexei Kosygin, yang menggambarkan dirinya sebagai "moral tidak stabil" dan "orang sakit". "Kita hanya bisa mengasihani mereka yang ingin menggunakannya untuk tujuan politik atau untuk tujuan mendiskreditkan negara Soviet," katanya saat itu.
0 komentar :
Posting Komentar