Kuala Lumpur – Pemerintah Indonesia berhasil membebaskan sebuah kapal dan 9 penumpangnya yang dibajak di Selat Singapura. Hal ini pun menuai pujian dari Biro Maritim Internasional.
Kepala Pusat Pelaporan Pembajakan pada Biro Maritim Internasional (International Maritime Bureau), Noel Choong menyebutkan, kapal tersebut ditemukan di wilayah lepas pantai Indonesia pada Sabtu (31/12).
Kapal jenis tongkang ini diketahui berlayar dari Semenanjung Malaysia menuju ke Pulau Kalimantan. Namun, kapal ini kehilangan kontak sejak 27 Desember lalu, ketika melintasi wilayah selatan Malaysia dan Selat Singapura.
"IMB sangat senang dengan respons cepat pemerintah Indonesia tersebut, karena itu kami akan mengembalikan kapal tongkang tersebut," ujar Noel Choong kepada kantor berita AFP, Senin (2/1/2012).
Selain itu, Choong juga mengajak pemerintah lain di kawasan segitiga Malaysia, Singapura, dan Indonesia, untuk meningkatkan patroli dan kewaspadaan akan kejahatan di Selat Singapura. Sebab, IMB mencatat angka kejahatan laut meningkat menjadi 11 kasus sepanjang tahun 2011, dari yang tadinya 3 kasus pada tahun 2010.
Pada Oktober tahun lalu, otoritas maritim Malaysia berhasil membebaskan kapal tangker yang juga diduga dibajak di selat tersebut. Sedangkan, pada September, pengadilan Malaysia memvonis bersalah 6 warga Indonesia atas tuduhan perampokan kapal di wilayah yang sama. Mereka divonis 10 tahun penjara dan hukuman cambuk.
Selat Malaka yang terletak di antara wilayah Indonesia dan Malaysia memang menjadi wilayah pelayaran yang berbahaya. Di lokasi tersebut banyak terjadi pembajakan kapal.
Ketiga negara yakni, Singapura, Malaysia dan Indonesia terus meningkatkan kerjasama dan juga patroli di wilayah tersebut sejak 2 tahun lalu, untuk mencegah maraknya pembajakan kapal.
Kepala Pusat Pelaporan Pembajakan pada Biro Maritim Internasional (International Maritime Bureau), Noel Choong menyebutkan, kapal tersebut ditemukan di wilayah lepas pantai Indonesia pada Sabtu (31/12).
Kapal jenis tongkang ini diketahui berlayar dari Semenanjung Malaysia menuju ke Pulau Kalimantan. Namun, kapal ini kehilangan kontak sejak 27 Desember lalu, ketika melintasi wilayah selatan Malaysia dan Selat Singapura.
"IMB sangat senang dengan respons cepat pemerintah Indonesia tersebut, karena itu kami akan mengembalikan kapal tongkang tersebut," ujar Noel Choong kepada kantor berita AFP, Senin (2/1/2012).
Selain itu, Choong juga mengajak pemerintah lain di kawasan segitiga Malaysia, Singapura, dan Indonesia, untuk meningkatkan patroli dan kewaspadaan akan kejahatan di Selat Singapura. Sebab, IMB mencatat angka kejahatan laut meningkat menjadi 11 kasus sepanjang tahun 2011, dari yang tadinya 3 kasus pada tahun 2010.
Pada Oktober tahun lalu, otoritas maritim Malaysia berhasil membebaskan kapal tangker yang juga diduga dibajak di selat tersebut. Sedangkan, pada September, pengadilan Malaysia memvonis bersalah 6 warga Indonesia atas tuduhan perampokan kapal di wilayah yang sama. Mereka divonis 10 tahun penjara dan hukuman cambuk.
Selat Malaka yang terletak di antara wilayah Indonesia dan Malaysia memang menjadi wilayah pelayaran yang berbahaya. Di lokasi tersebut banyak terjadi pembajakan kapal.
Ketiga negara yakni, Singapura, Malaysia dan Indonesia terus meningkatkan kerjasama dan juga patroli di wilayah tersebut sejak 2 tahun lalu, untuk mencegah maraknya pembajakan kapal.
0 komentar :
Posting Komentar