Nome, Alaska, Seorang pria di Alaska terjebak salju selama 3 hari, tanpa makanan maupun jaringan seluler untuk meminta bantuan. Beruntung ia punya beberapa kaleng bir yang mulai membeku, sehingga bisa bertahan hidup sampai ada yang datang menolongnya.
Cliftol Vial (52 tahun), seorang operator mekanik awalnya hanya iseng mengendarai mobil pick up sendirian ke arah luar kota Nome di Alaska. Ia hanya penasaran, ingin tahu seberapa jauh jalur antarkota menuju utara akan membawanya berpetualang.
Malangnya, di tengah perjalanan Vial terjebak badai salju dan mobilnya terperosok. Dengan peralatan yang hanya seadanya, ia berusaha mengeluarkan ban mobilnya yang terbenam dalam gundukan salju namun sia-sia karena gundukan tersebut terlalu tebal.
Temperatur udara yang mencapai -17 derajat celcius makin menyulitkan Vial, yang ketika itu hanya memakai sepatu tennis, celana jins dan jaket murahan. Beruntung di bagasinya ada handuk dan kantong tidur (sleeping bag) yang kemudian dipakainya untuk membungkus kaki agar tidak membeku.
Vial sempat berpikir untuk meminta bantuan, tetapi sayang di lokasi yang diperkirakan berjarak 64 km dari Kota Nome itu tidak ada sinyal ponsel. Mengharapkan ada anggota keluarga yang mencarinya juga percuma, karena keluarganya tidak ada di rumah.
Beruntung ia ingat satu hal, yakni ada beberapa kaleng bir tersimpan di bagasinya. Bir yang mulai membeku itu dibukanya dengan pisau, lalu ia makan untuk bertahan hidup selama hampir 60 jam atau sekitar 3 hari 3 malam terjebak dalam badai salju.
"Saya hampir membeku hingga saya menemukan benda itu (kaleng bir) di sana. Saya buka tutupnya dengan pisau, lalu saya makan bongkahan bir yang sudah menjadi es," kata Vial seperti dikutip dari Anchorage Daily News, Senin (5/12/2011).
Bantuan baru datang ketika perusahaan tempatnya bekerja, Nome Joint Utility System mulai curiga. Di kantornya, Vial terkenal disiplin dan tidak pernah terlambat sehingga atasannya yakin ada yang tidak beres kalau sampai ia tidak masuk kerja.
"Vial adalah karyawan yang sangat tepat waktu. Pada hari Selasa jam 4 sore, kami pastikan pasti ada yang tidak beres," kata John Handeland, General Manager Nome Joint Utility System yang merupakan atasan Vial.
Berangkat dari kecurigaan itu, Handeland menghubungi pemadam kebakaran dan beberapa organisasi relawan untuk bersama-sama mencari Vial. Tak lama kemudian, Vial ditemukan dalam kondisi mulai berhalusinasi dan berat badannya turun 7,25 kg karena kedinginan.
Normalnya, bir memang tidak bisa menggantikan makanan sehari-hari. Namun dalam kondisi dingin dan tidak ada makanan seperti yang dialami Vial, kandungan gula dan alkohol sepertinya mampu memberikan suplai kalori yang cukup untuk sekedar menghangatkan tubuh sehingga tidak mati membeku.
sumber
Cliftol Vial (52 tahun), seorang operator mekanik awalnya hanya iseng mengendarai mobil pick up sendirian ke arah luar kota Nome di Alaska. Ia hanya penasaran, ingin tahu seberapa jauh jalur antarkota menuju utara akan membawanya berpetualang.
Malangnya, di tengah perjalanan Vial terjebak badai salju dan mobilnya terperosok. Dengan peralatan yang hanya seadanya, ia berusaha mengeluarkan ban mobilnya yang terbenam dalam gundukan salju namun sia-sia karena gundukan tersebut terlalu tebal.
Temperatur udara yang mencapai -17 derajat celcius makin menyulitkan Vial, yang ketika itu hanya memakai sepatu tennis, celana jins dan jaket murahan. Beruntung di bagasinya ada handuk dan kantong tidur (sleeping bag) yang kemudian dipakainya untuk membungkus kaki agar tidak membeku.
Vial sempat berpikir untuk meminta bantuan, tetapi sayang di lokasi yang diperkirakan berjarak 64 km dari Kota Nome itu tidak ada sinyal ponsel. Mengharapkan ada anggota keluarga yang mencarinya juga percuma, karena keluarganya tidak ada di rumah.
Beruntung ia ingat satu hal, yakni ada beberapa kaleng bir tersimpan di bagasinya. Bir yang mulai membeku itu dibukanya dengan pisau, lalu ia makan untuk bertahan hidup selama hampir 60 jam atau sekitar 3 hari 3 malam terjebak dalam badai salju.
"Saya hampir membeku hingga saya menemukan benda itu (kaleng bir) di sana. Saya buka tutupnya dengan pisau, lalu saya makan bongkahan bir yang sudah menjadi es," kata Vial seperti dikutip dari Anchorage Daily News, Senin (5/12/2011).
Bantuan baru datang ketika perusahaan tempatnya bekerja, Nome Joint Utility System mulai curiga. Di kantornya, Vial terkenal disiplin dan tidak pernah terlambat sehingga atasannya yakin ada yang tidak beres kalau sampai ia tidak masuk kerja.
"Vial adalah karyawan yang sangat tepat waktu. Pada hari Selasa jam 4 sore, kami pastikan pasti ada yang tidak beres," kata John Handeland, General Manager Nome Joint Utility System yang merupakan atasan Vial.
Berangkat dari kecurigaan itu, Handeland menghubungi pemadam kebakaran dan beberapa organisasi relawan untuk bersama-sama mencari Vial. Tak lama kemudian, Vial ditemukan dalam kondisi mulai berhalusinasi dan berat badannya turun 7,25 kg karena kedinginan.
Normalnya, bir memang tidak bisa menggantikan makanan sehari-hari. Namun dalam kondisi dingin dan tidak ada makanan seperti yang dialami Vial, kandungan gula dan alkohol sepertinya mampu memberikan suplai kalori yang cukup untuk sekedar menghangatkan tubuh sehingga tidak mati membeku.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar