"Benar, salah satu efek ganja adalah lapar dan kebanyakan ingin tertawa. Tapi sebenarnya sangat personal, tiap orang efeknya bisa berbeda," kata Dhira Narayana, ketua Ligkar Ganja Nusantara dalam peluncuran buku Hikayat Tanaman Ganja di Gramedia Matraman, Rabu (7/12/2011).
Efek memabukkan saat menghisap ganja dipicu oleh kandungan hem atau Tetra Hidro Canabinnol (THC) dalam getahnya. Senyawa ini memberikan efek halusinasi dan euforia atau kegembiraan berlebih, sehingga orang bisa terlihat senyum-senyum sendiri atau bahkan tertawa tanpa sebab.
Senyawa tersebut juga memberikan efek rasa lapar, sehingga pemakai ganja cenderung selalu merasa lapar dan ingin mengunyah makanan. Namun beberapa pemakai ganja justru tampak kurus, karena biasanya efek lapar ini sengaja dilawan dengan tidak makan agar efek euforianya bertahan lebih lama.
Namun yang jelas menurut Dhira, tidak ada satupun efek ganja yang membuat pemakainya menjadi agresif seperti halnya saat mabuk alkohol. Salah satu alasan untuk melegalkan ganja menurut laki-laki yang mengaku hanya pernah mencicipi ganja dan bahkan tidak merokok ini adalah, ganja tidak seberbahaya narkotika lainnya.
"Alasan lainnya adalah nilai ekonomisnya. Akar tanaman ganja bisa menyerap logam berat di tanah sehingga jadi subur, bisa untuk membuat tekstil dan tali tambang sedangkan kandungan senyawanya bisa jadi obat," lanjut Dhira yang enggan membandingkan ganja dengan rokok.
Dhira menegaskan, ide untuk melegalkan ganja bukanlah untuk mendukung penyalahgunaan melainkan untuk pemanfaatan yang seluas-luasnya demi kesejahteraan para petani ganja. Menurutnya, penolakan terhadap tanaman ganja bermula dari ketidaktahuan masyarakat tentang tanaman legendaris dengan berjuta manfaat ini.
sumber
Efek memabukkan saat menghisap ganja dipicu oleh kandungan hem atau Tetra Hidro Canabinnol (THC) dalam getahnya. Senyawa ini memberikan efek halusinasi dan euforia atau kegembiraan berlebih, sehingga orang bisa terlihat senyum-senyum sendiri atau bahkan tertawa tanpa sebab.
Senyawa tersebut juga memberikan efek rasa lapar, sehingga pemakai ganja cenderung selalu merasa lapar dan ingin mengunyah makanan. Namun beberapa pemakai ganja justru tampak kurus, karena biasanya efek lapar ini sengaja dilawan dengan tidak makan agar efek euforianya bertahan lebih lama.
Namun yang jelas menurut Dhira, tidak ada satupun efek ganja yang membuat pemakainya menjadi agresif seperti halnya saat mabuk alkohol. Salah satu alasan untuk melegalkan ganja menurut laki-laki yang mengaku hanya pernah mencicipi ganja dan bahkan tidak merokok ini adalah, ganja tidak seberbahaya narkotika lainnya.
"Alasan lainnya adalah nilai ekonomisnya. Akar tanaman ganja bisa menyerap logam berat di tanah sehingga jadi subur, bisa untuk membuat tekstil dan tali tambang sedangkan kandungan senyawanya bisa jadi obat," lanjut Dhira yang enggan membandingkan ganja dengan rokok.
Dhira menegaskan, ide untuk melegalkan ganja bukanlah untuk mendukung penyalahgunaan melainkan untuk pemanfaatan yang seluas-luasnya demi kesejahteraan para petani ganja. Menurutnya, penolakan terhadap tanaman ganja bermula dari ketidaktahuan masyarakat tentang tanaman legendaris dengan berjuta manfaat ini.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar