Abraham Samad terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015 pada Jumat (2/12/2011) sore.
Di mata saudaranya, Abraham yang akrab disapa Openg ini adalah anak lelaki yang keras kepala, dan bersikikuh jika punya keinginan. "Pokoknya, ngotot deh," kata Imran Samad, kakak Abraham.
Abraham anak kelima dari enam bersaudara. Seorang saudarinya telah meninggal. Tiga yang lain bekerja di TVRI. "Dulu, ibu pegawai departemen penerangan," kata Imran yang sekarang menjadi camat Rappocini, Makassar.
Ayah Abraham awalnya Tentara Pejuang di korps CPM. Pangkat terakhir kapten. "Kami selalu diceritakan, almarhum bapak itu dulu mengawal Bung Karno saat di Makassar, tapi bapak lalu jadi pedagang," ujar Imran.
Nama Abraham, kata Imran, merupakan pemberian bapak mereka yang di tahun 1960-an sering membaca buku dan kepahlawaan Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat. "Waktu Abraham lahir, menurut ibu, bapak lagi membaca buku karya Abraham Lincoln."
Menurut Imran, saat proses pemilihan pimpinan KPK di DPR, ibu mereka terus memegang tasbih. "Semanjak proses seleksi setahu saya ibu di rumah terus salat tahajjud, berpuasa dan mendoakan anaknya itu. Openg memang paling dekat dengan ibu," kata Imran.
Abraham tamat sekolah dasar di SD 129 Kunjung Mae, di Jalan Mappanyukki, Makassar. "Kalau SMP-nya, Openg pindah-pindah, seingat saya tiga kali urus surat pindah. Dia tamat di SMP Katolik Sulaiman di Jalan Batu Putih," kata Imran.
Menurut Imran, kenakalan membuat Abraham atau Openg terkenal di kalangan angkatannya. Solidaritas kepada sesama teman dan tidak bisa melihat teman yang dianiaya, menjadi salah satu alasan kenapa Abraham suka berkelahi. "Pokoknya nakal laki-laki."
Kebandelan Abraham berlanjut di SMA Katolik Cenderwasih. "Saya ingat betul, sebagai anak laki-laki tertua. sayalah yang selalu datang memberikan jaminan ke wali kelas dan kepala sekolah bahwa Abraham ini harus tamat di satu sekolah, jangan seperti ketika di masa SMP."
Di mata saudaranya, Abraham yang akrab disapa Openg ini adalah anak lelaki yang keras kepala, dan bersikikuh jika punya keinginan. "Pokoknya, ngotot deh," kata Imran Samad, kakak Abraham.
Abraham anak kelima dari enam bersaudara. Seorang saudarinya telah meninggal. Tiga yang lain bekerja di TVRI. "Dulu, ibu pegawai departemen penerangan," kata Imran yang sekarang menjadi camat Rappocini, Makassar.
Ayah Abraham awalnya Tentara Pejuang di korps CPM. Pangkat terakhir kapten. "Kami selalu diceritakan, almarhum bapak itu dulu mengawal Bung Karno saat di Makassar, tapi bapak lalu jadi pedagang," ujar Imran.
Nama Abraham, kata Imran, merupakan pemberian bapak mereka yang di tahun 1960-an sering membaca buku dan kepahlawaan Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat. "Waktu Abraham lahir, menurut ibu, bapak lagi membaca buku karya Abraham Lincoln."
Menurut Imran, saat proses pemilihan pimpinan KPK di DPR, ibu mereka terus memegang tasbih. "Semanjak proses seleksi setahu saya ibu di rumah terus salat tahajjud, berpuasa dan mendoakan anaknya itu. Openg memang paling dekat dengan ibu," kata Imran.
Abraham tamat sekolah dasar di SD 129 Kunjung Mae, di Jalan Mappanyukki, Makassar. "Kalau SMP-nya, Openg pindah-pindah, seingat saya tiga kali urus surat pindah. Dia tamat di SMP Katolik Sulaiman di Jalan Batu Putih," kata Imran.
Menurut Imran, kenakalan membuat Abraham atau Openg terkenal di kalangan angkatannya. Solidaritas kepada sesama teman dan tidak bisa melihat teman yang dianiaya, menjadi salah satu alasan kenapa Abraham suka berkelahi. "Pokoknya nakal laki-laki."
Kebandelan Abraham berlanjut di SMA Katolik Cenderwasih. "Saya ingat betul, sebagai anak laki-laki tertua. sayalah yang selalu datang memberikan jaminan ke wali kelas dan kepala sekolah bahwa Abraham ini harus tamat di satu sekolah, jangan seperti ketika di masa SMP."
Sumber :Tribunnews
0 komentar :
Posting Komentar