Liverpool juga membukukan kerugian sebesar 40,5 juta poundsterling (sekitar Rp 592 miliar).
Meski begitu, Direktur Pelaksana Liverpool Ian Ayre menilai laporan tersebut tak perlu dikhawatirkan karena di sisi lain Liverpool mampu meningkatkan pendapatan komersial.
"Saya yakin, ini jelas bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan atau dicemaskan. Ini bersifat musiman. Utang kami naik dan turun. Kami punya uang untuk membayar dan ada juga uang yang masuk, seperti di bisnis lainnya," ulas Ayre.
"Untuk sepak bola, perbedaannya dari bisnis lain adalah beberapa kegiatan ekonomi punya hasil signifikan. Jadi, jika Anda melihat pada transfer pemain, kami mungkin perlu berinvestasi seperti yang kami lakukan pada musim panas sebelum kami mendapat pemasukan dari sumber pendapatan kunci, yaitu sponsor dengan nilai besar, penerimaan dari tiket, penerimaan media, dan lain-lain," tambahnya.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar