5 Lazzaretto yang Popular di Dunia


Wabah penyakit menyebar bersamaan dengan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, sehingga untuk mencegah dampak yang lebih luas maka dibangunlah sebuah karantina. Biasanya karantina atau dikenal pula dengan istilah ‘Lazarettos’, ‘Lazerets’ dan ‘lazzaretto’ dibangun di dekat pelabuhan, guna menyaring para migran yang datang melalui pelabuhan. Bagi para pendatang yang sakit, maka merekalah yang harus tinggal pulau karantina. Penyakit kusta, kelamin dan menular lainnya adalah hal yang membahayakan terlebih masih sulit sekali ditemukan obat penawarnya. Berikut uniknya.com merangkum 5 pulau karantina popular di dunia:

1. Lazzaretto Vecchio
Pulau karantina yang satu ini dibangun pada 1423 SM di Laguna Venetia. Lazzaretto Vecchio merupakan pulau karantina pertama yang dibangun untuk merawat dan mengobati orang-orang yang tertular wabah di Eropa. Salah satu wabah yang paling ditakuti saat itu adalah kusta. Di lahan seluas 2,5 Hektar ini telah terjadi berbagai peristiwa yang menyedihkan sekaligus mengerikan. Karena mereka yang masuk ke Vechio tidak dapat keluar lagi meski telah dinyatakan sehat dan mereka yang masih menderita kusta harus tetap berada di dalam karantina meski kematian menjemput mereka.
Berdasarkan catatan, Lazzaretto Vecchio masih beroperasi hingga Abad ke-17. Hingga saat ini tidak ada kepastian berapa banyak jumlah jasad yang ada di Lazzaretto Vecchio. Meski ada estimasi sekitar 500 orang mati setiap harinya di Lazzaretto Vechio. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 2004 lalu ditemukan sebanyak 1500 jasad yang terkubur, dan diperkirakan ribuan jasad yang masih belum ditemukan.

2. Dubrovnik
Lazzaretto Dubrovnik dibangun pada 1627 untuk mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh orang-orang yang turun dari kapal di pelabuhan kota. Meskipun Dubrovnik bukanlah sebuah pulau, bangunan karantina diletakkan di luar tembok kota. Di antara Abad ke-14 dan 16 merupakan tempat singgah bagi para pedagang yang hendak memasuki wilayah kekuasaan Kesultanan Ottoman dan melanjutkan perjalanan menuju barat.
Dubrovnik merupakan salah satu lazzaretto terbaik yang pernah dibangun di Eropa, meskipun lebih terlihat seperti kota yang dikelilingi oleh tembok. Dan mereka yang terkena wabah dan penyakit diperlakukan secara manusiawi, dan penanganannya pun lebih teratur. Pada abad ke-19 semua kegiatan medis di Dubrovnik dihentikan, sehingga karantina ini perlahan-lahan tidak lagi berfungsi. Hingga sekarang keberadaan Lazzaretto Dubrovnik masih dapat dinikmati, terlebih struktur bangunannya begitu diperhatikan oleh pemerintah setempat.

3. Kamau Taurua
Lazzaretto yang satu ini terletak di sebuah pulau bernama Otago Harbor, di dekat Kota Dunedin, Selandia Baru. Karantina Kamau Taurua berdiri di lahan seluas 15 Hektar. Berdasarkan catatan di tahun 1800’an mulai banyak orang berdatangan melalui kapal Victory ke Selandia Baru melalui Port Chalmer. Hingga pada 1863 Kapal Victory tanpa disengaja mengangkut orang-orang yang terjangkit penyakit cacar, sebuah wabah mematikan yang penyebarannya cukup cepat. Peristiwa tersebut menyebabkan pemerintah Selandia Baru mencekal kedatangan Kapal Victory di Pelabuhan Chalmer, dan penumpang yang terlanjur turun kemudian dikarantinakan di Kamau Taurua, Otago Harbour. Kamau Taurua yang menjadi lazzaretto bagi penderita cacar berhenti beroperasi pada 1924, dan semua penderita yang meninggal dunia pun dikuburkan di tempat tersebut.  Saat ini Lazzaretto Tamau Taurua dipelihara oleh pemerintah Selandia Baru, dan dinyatakan sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi.

4. Pulau Quail
Lazzaretto yang satu ini terletak di Lyttelton Harbor, masih kawasan Christchurh, Selandia Baru. ‘Quail’ sendiri diambil dari nama seorang kapten yang pertama kali menemukan pulau ini pada 1842. Meski masyarakat Maori menamai pulau tersebut dengan Otamahua (‘tempat anak-anak mengumpulkan telur dari laut’). Pulau Quail merupakan pulau yang tidak berpenghuni, hingga akhirnya ditemukan dan mulai ramai dihuni pada 1850. Dan pada 1870 Pulau Quail dijadikan sebagai kawasan karantina, bagi para penumpang kapal sebelum mereka diijinkan memasuki kawasan Lyttelton dan Christchurch.
Sobat unik berbagai wabah dimiliki oleh para penghuni Lazzaretto Quail, diantaranya Difteri bahkan kusta atau lepra. Terakhir Pulau Quail bahkan menjadi karantina bagi para penderita Pandemis ‘Spanish Influenza’ yang terjadi pada 1918. Dalam sejarahnya, Pulau Quail berperan penting dalam eksplorasi di Antartika yang dilakukan oleh Robert Falcon Scott, Richard Byrd dan Ernest Shackelton.  Para eksplorer bahkan menjadikan Pulau Quail sebagai tempat untuk mengarantinakan binatang-binatang seperti Siberian Husky, keledai Himalaya, kuda poni Manchuria dan Yukon  Husky.

5. Pulau Swinburne dan Hoffman
Lazzaretto yang terakhir ini tidak jauh dari New York Bay, Kota New York, dalam sejarah Amerika Serikat kedua pulau ini dikenal sebagai kawasan karantina. Pulau Swinburne dan Hoffman merupakan pulau buat yang dibangun oleh pemerintah federal. Gagasan karantina itu tercetus setelah Kota New York terjangkiti wabah kolera di abad ke-19. Akibatnya untuk mencegah wabah penyakit lainnya di Kota New York, pemerintah kota mewajibkan para penumpang kapal yang turun di Pelabuhan New York untuk dikarantina terlebih dahulu.
Pulau Swinburne dan Hoffman beroperasi untuk terakhir kalinya pada 1910 ketika wabah kolera kembali menyerang warga Amerika Serikat. Berbagai kegiatan di karantina Swinburne dan Hoffman dihentikan setelah masyarakat Amerika Serikat paham akan pentingnya hidup dengan lingkungan yang sehat dan bersih.  Saat ini pulau karantina ini terlarang untuk umum, mungkin dikhawatirkan masih ada bibit dan kuman, serta bangunannya yang sudah lapuk tidak aman untuk dikunjungi. 





Penulis : Ben Beckman, SE ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel 5 Lazzaretto yang Popular di Dunia ini dipublish oleh Ben Beckman, SE pada hari Selasa, 05 Maret 2013 . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terima kasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan 5 Lazzaretto yang Popular di Dunia
 

0 komentar :

Posting Komentar

Klik Iklanya 1 Kali Agar Blog Ini Tetap Berkreasi