Kejahatan melalui dunia maya seringkali menjadi pemberitaan utama saat ini. Sebagian besar tindakan kriminal tersebut dilakukan para peretas untuk membobol kartu kredit seseorang yang kemudian digunakan untuk berbelanja.
Seperti dilansir dari majalah Fortune, menurut survey yang dilakukan Javelin Strategy and Research pada 2013, total kerugian akibat kejahatan tersebut ditaksir mencapai Rp 240 triliun (jika kurs USD 1 = Rp 12 ribu). Kerugian tersebut berasal bukan dari uang yang dicuri, namun dari usaha untuk mencegah pencurian.
Namun, hasil kejahatan sebanyak itu, belum seberapa jika dibandingkan dengan tindak kriminal yang dilakukan oleh organisasi kejahatan yang menjual narkoba dan memperdagangkan manusia. Organization of American States memperkirakan, penjualan kokain di Amerika menghasilkan uang Rp 408 triliun per tahun.
Pendapatan organisasi kejahatan dari bisnis terlarangnya sangat sulit diperkirakan. Seringkali mereka berusaha menyembunyikan apa yang mereka perbuat.
Beberapa dari mereka bahkan terorganisir di seluruh dunia, seperti Yakuza yang berasal dari Jepang.
Berikut 3 besar organisasi kejahatan dunia yang disusun berdasarkan pendapatan mereka.
1. Yamaguchi Gumi memiliki pendapatan setahun Rp 960 triliun
Gang terbesar paling terkenal di dunia bernama Yamaguchi Gumi, salah satu kelompok yang di Jepang disebut 'Yakuza'. Yakuza sendiri bisa diartikan sebagai 'Mafia' jika di Amerika.
Menurut mantan Kepala Polisi Jepang, Hiromitsu Suganuma, Yamaguchi Gumi menghasilkan uang dengan menjual narkotika, perjudian dan pemerasan.
Yakuza sendiri telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut penulis buku 'An Economic History of Organized Crime', Dennis McCarthy, Yakuza merupakan kelompok kejahatan paling terorganisir di dunia.
Tidak seperti kelompok kejahatan di China, Triad, yang digerakkan oleh ikatan kekeluargaan, Yakuza terikat oleh hirarki anggota. Setiap orang yang sudah bergabung, harus setia terhadap Yakuza.
Hirarki ini yang menyebabkan Yakuza tidak bisa dilumpuhkan, bahkan oleh pemerintah Jepang sekali pun.
2. Pendapatan Solntsevskaya Bratva setahun Rp 102 triliun
Berbeda dengan Yakuza yang terikat dengan hirarki, kelompok kejahatan terorganisir asal Rusia, Solntsevskaya Bratva sangat terdesentralisasi. Kelompok ini terdiri dari 10 pimpinan otonom yang dapat mengendalikan salah satu dari mereka.
Menurut profesor kriminolog dari Universitas Oxford, Frederico Varese, Solntsevskaya Bratva memiliki pendapatan dari menjual narkotika dan perdagangan manusia. Uang yang dihasilkan kelompok ini diawasi oleh 12 perwakilan yang biasa melakukan pertemuan di negara yang berbeda tiap tahunnya.
Diperkirakan, kelompok ini memiliki 9 ribu anggota. Kelompok kejahatan terorganisir Rusia seringkali terlibat perdagangan heroin di Afghanistan.
3. Pendapatan Camorra setahun sebesar Rp 58,8 triliun
Saat mafia Italia-Amerika semakin dilemahkan oleh hukum selama beberapa dekade, Mafia Italia di negara asalnya tetap memiliki kekuatan. Meskipun Mafia di Italia mendapat perlawanan dari masyarakat, media, pemerintah pusat, ada beberapa pemerintah lokal yang melindungi mereka.
Sebuah studi yang dilakukan Universitas Cattolica terkait kejahatan transnasional memperkirakan, pendapatan empat kelompok Mafia di Italia mencapai 396 triliun.
Di antara kelompok Mafia yang ada di Italia, Commora tercatat sebagai yang tersukses. Pendapatan mereka setahun diperkirakan mencapai Rp 58,8 triliun.
Tindakan kriminal yang dilakukan Commora diantaranya, prostitusi, pemalsuan, perjudian, riba, dan pemerasan. Berasal dari Naples, Commora yang awalnya merupakan gang penjara diperkirakan sudah ada sejak abad ke 19.
sumber
Seperti dilansir dari majalah Fortune, menurut survey yang dilakukan Javelin Strategy and Research pada 2013, total kerugian akibat kejahatan tersebut ditaksir mencapai Rp 240 triliun (jika kurs USD 1 = Rp 12 ribu). Kerugian tersebut berasal bukan dari uang yang dicuri, namun dari usaha untuk mencegah pencurian.
Namun, hasil kejahatan sebanyak itu, belum seberapa jika dibandingkan dengan tindak kriminal yang dilakukan oleh organisasi kejahatan yang menjual narkoba dan memperdagangkan manusia. Organization of American States memperkirakan, penjualan kokain di Amerika menghasilkan uang Rp 408 triliun per tahun.
Pendapatan organisasi kejahatan dari bisnis terlarangnya sangat sulit diperkirakan. Seringkali mereka berusaha menyembunyikan apa yang mereka perbuat.
Beberapa dari mereka bahkan terorganisir di seluruh dunia, seperti Yakuza yang berasal dari Jepang.
Berikut 3 besar organisasi kejahatan dunia yang disusun berdasarkan pendapatan mereka.
1. Yamaguchi Gumi memiliki pendapatan setahun Rp 960 triliun
Gang terbesar paling terkenal di dunia bernama Yamaguchi Gumi, salah satu kelompok yang di Jepang disebut 'Yakuza'. Yakuza sendiri bisa diartikan sebagai 'Mafia' jika di Amerika.
Menurut mantan Kepala Polisi Jepang, Hiromitsu Suganuma, Yamaguchi Gumi menghasilkan uang dengan menjual narkotika, perjudian dan pemerasan.
Yakuza sendiri telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut penulis buku 'An Economic History of Organized Crime', Dennis McCarthy, Yakuza merupakan kelompok kejahatan paling terorganisir di dunia.
Tidak seperti kelompok kejahatan di China, Triad, yang digerakkan oleh ikatan kekeluargaan, Yakuza terikat oleh hirarki anggota. Setiap orang yang sudah bergabung, harus setia terhadap Yakuza.
Hirarki ini yang menyebabkan Yakuza tidak bisa dilumpuhkan, bahkan oleh pemerintah Jepang sekali pun.
2. Pendapatan Solntsevskaya Bratva setahun Rp 102 triliun
Berbeda dengan Yakuza yang terikat dengan hirarki, kelompok kejahatan terorganisir asal Rusia, Solntsevskaya Bratva sangat terdesentralisasi. Kelompok ini terdiri dari 10 pimpinan otonom yang dapat mengendalikan salah satu dari mereka.
Menurut profesor kriminolog dari Universitas Oxford, Frederico Varese, Solntsevskaya Bratva memiliki pendapatan dari menjual narkotika dan perdagangan manusia. Uang yang dihasilkan kelompok ini diawasi oleh 12 perwakilan yang biasa melakukan pertemuan di negara yang berbeda tiap tahunnya.
Diperkirakan, kelompok ini memiliki 9 ribu anggota. Kelompok kejahatan terorganisir Rusia seringkali terlibat perdagangan heroin di Afghanistan.
3. Pendapatan Camorra setahun sebesar Rp 58,8 triliun
Saat mafia Italia-Amerika semakin dilemahkan oleh hukum selama beberapa dekade, Mafia Italia di negara asalnya tetap memiliki kekuatan. Meskipun Mafia di Italia mendapat perlawanan dari masyarakat, media, pemerintah pusat, ada beberapa pemerintah lokal yang melindungi mereka.
Sebuah studi yang dilakukan Universitas Cattolica terkait kejahatan transnasional memperkirakan, pendapatan empat kelompok Mafia di Italia mencapai 396 triliun.
Di antara kelompok Mafia yang ada di Italia, Commora tercatat sebagai yang tersukses. Pendapatan mereka setahun diperkirakan mencapai Rp 58,8 triliun.
Tindakan kriminal yang dilakukan Commora diantaranya, prostitusi, pemalsuan, perjudian, riba, dan pemerasan. Berasal dari Naples, Commora yang awalnya merupakan gang penjara diperkirakan sudah ada sejak abad ke 19.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar