Masih cerita soal kejujuran para istri jenderal. Merry Hoegeng, istri Jenderal Hoegeng juga dikenal jujur dan punya banyak kisah keteladanan.
Kontras dengan apa yang dilakukan AKBP Endri bersama istrinya Titi Yusnawati. Saat berada di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Endri dan istri mengaku kehilangan perhiasan. Pasangan ini mengaku perhiasan yang hilang mencapai Rp 19 miliar. Namun setelah diselidiki, diperkirakan jumlahnya cuma sekitar 180 juta. Terungkap juga Endri pergi ke Jakarta tanpa izin dari pimpinan.
Kini AKBP Endri masih ditahan polisi Malaysia. Dia ditangkap di Kuching dan diduga sebagai jaringan penyelundup narkoba internasional.
Ada kisah menarik soal Hoegeng dan istrinya, Merry. Hoegeng pernah mengusut kasus penyelundupan. Ternyata pelakunya adalah seorang wanita. Dia berusaha agar kasusnya tak dilanjutkan. Dia mengirimi Hoegeng aneka barang mewah.
"Ketika saya pulang ke rumah maka sebuah peti besar dari kayu dibuka. Hadiah-hadiah itu banyak sekali, antara lain, alat-alat mesin cuci listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan pakaian mahal dan banyak lagi," beber Hoegeng dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan Abrar Yusra terbitan Pustaka Sinar Harapan tahun 1993.
Hoegeng menceritakan siapa pengirim hadiah itu pada Mery, istrinya. Tanpa pikir panjang, Mery setuju hadiah itu dikembalikan langsung pada wanita penyelundup tersebut.
Padahal di rumah Hoegeng tak ada barang-barang mewah. Jika mengandalkan gaji perwira polisi, barang-barang itu tak akan terbeli. Tapi Mery mendukung Hoegeng untuk terus jujur.
"Di garasi kami ada toko bunga untuk menambah pemasukan, waktu dia menjabat kepala jabatan imigrasi menutup toko itu. Saya tahu maksudnya dan sifatnya," kenang Merry usai peluncuran buku 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan', di Gramedia Pondok Indah Mal, Jakarta, Minggu (17/11).
Tak hanya itu, akibat kejujuran dan idealisme yang dimiliki, Hoegeng akhirnya diberhentikan dari Kapolri oleh Presiden Soeharto. Hal itu tentu saja membuat Merry harus bersikap lebih ikhlas dan pengertian kepada suami tercintanya.
"Yang saya ingat itu dia dipensiunkan umur 49 tahun. Padahal masih banyak yang harus dilakukan. Saya menghadapi waktu yang berat tapi masih mau bekerja membetulkan semuanya," katanya sedih.
Harga mahal untuk sebuah kejujuran dan integritas.
sumber
Kontras dengan apa yang dilakukan AKBP Endri bersama istrinya Titi Yusnawati. Saat berada di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Endri dan istri mengaku kehilangan perhiasan. Pasangan ini mengaku perhiasan yang hilang mencapai Rp 19 miliar. Namun setelah diselidiki, diperkirakan jumlahnya cuma sekitar 180 juta. Terungkap juga Endri pergi ke Jakarta tanpa izin dari pimpinan.
Kini AKBP Endri masih ditahan polisi Malaysia. Dia ditangkap di Kuching dan diduga sebagai jaringan penyelundup narkoba internasional.
Ada kisah menarik soal Hoegeng dan istrinya, Merry. Hoegeng pernah mengusut kasus penyelundupan. Ternyata pelakunya adalah seorang wanita. Dia berusaha agar kasusnya tak dilanjutkan. Dia mengirimi Hoegeng aneka barang mewah.
"Ketika saya pulang ke rumah maka sebuah peti besar dari kayu dibuka. Hadiah-hadiah itu banyak sekali, antara lain, alat-alat mesin cuci listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan pakaian mahal dan banyak lagi," beber Hoegeng dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan Abrar Yusra terbitan Pustaka Sinar Harapan tahun 1993.
Hoegeng menceritakan siapa pengirim hadiah itu pada Mery, istrinya. Tanpa pikir panjang, Mery setuju hadiah itu dikembalikan langsung pada wanita penyelundup tersebut.
Padahal di rumah Hoegeng tak ada barang-barang mewah. Jika mengandalkan gaji perwira polisi, barang-barang itu tak akan terbeli. Tapi Mery mendukung Hoegeng untuk terus jujur.
"Di garasi kami ada toko bunga untuk menambah pemasukan, waktu dia menjabat kepala jabatan imigrasi menutup toko itu. Saya tahu maksudnya dan sifatnya," kenang Merry usai peluncuran buku 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan', di Gramedia Pondok Indah Mal, Jakarta, Minggu (17/11).
Tak hanya itu, akibat kejujuran dan idealisme yang dimiliki, Hoegeng akhirnya diberhentikan dari Kapolri oleh Presiden Soeharto. Hal itu tentu saja membuat Merry harus bersikap lebih ikhlas dan pengertian kepada suami tercintanya.
"Yang saya ingat itu dia dipensiunkan umur 49 tahun. Padahal masih banyak yang harus dilakukan. Saya menghadapi waktu yang berat tapi masih mau bekerja membetulkan semuanya," katanya sedih.
Harga mahal untuk sebuah kejujuran dan integritas.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar