Teknologi mobil listrik nasional yang digembor-gemborkan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenrsitek) beberapa bulan lalu, ditargetkan bakal diproduksi massal pada 2016.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta kembali menyinggu soal rencana produksi massal mobil listrik nasional yang kini masih dalam proses penyelesaian.
"Mobil listrik kita sekarang masih di level tujuh. Kalau sudah di level sembilan berarti sudah bisa diproduksi massal," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, (29/3/2014).
Ia mengatakan untuk dapat naik ke level delapan, mobil listrik yang dikembangkan masih harus melalui uji coba di tempat yang umum.
"Kita uji coba di tempat sebenarnya, jangan ada yang mengawal supaya kalau dia (mobil listrik) mogok ya ketahuan, waktu nanjak ada macet, jadi ketahuan. Kalau lolos semua baru naik ke level delapan," ujar dia.
Karena itu, ia mengharapkan mobil listrik nasional tersebut sudah dapat diproduksi massal di tahun 2016. "Terserah saja, siapa yang akan produksi. Bebas," katanya.
Presiden, lanjutnya, memang mendorong pengembangan mobil listrik terutama untuk kendaraan massal berbasis listrik agar tidak bergantung pada bahan bakar minyak (BBM).
"Karena BBM tinggal tunggu habisnya saja, bisa 15 tahun atau lebih lama lagi. Karena itu kebijakan pengembangan mobil listrik dikeluarkan karena sumbernya kan bisa dari batubara, panas bumi, matahari, dan lain-lain," ujar dia.
Sebelumnya uji coba kendaraan listrik massal dari Kementerian Ristek telah dilakukan di Kota Solo dari STP sampai Monumen Pers dan kembali ke STP. Kendaraan berupa satu unit bus dan satu unit mobil kecil telah diujicobakan di lima kota di Pulau Jawa seperti Bandung, Yogyajarta, termasuk Solo.
Kemristek memang menargetkan uji coba untuk mencapai level sembilan sudah dilakukan pada 2014, sehingga produksi massal dapat dilakukan di 2016.
sumber
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta kembali menyinggu soal rencana produksi massal mobil listrik nasional yang kini masih dalam proses penyelesaian.
"Mobil listrik kita sekarang masih di level tujuh. Kalau sudah di level sembilan berarti sudah bisa diproduksi massal," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, (29/3/2014).
Ia mengatakan untuk dapat naik ke level delapan, mobil listrik yang dikembangkan masih harus melalui uji coba di tempat yang umum.
"Kita uji coba di tempat sebenarnya, jangan ada yang mengawal supaya kalau dia (mobil listrik) mogok ya ketahuan, waktu nanjak ada macet, jadi ketahuan. Kalau lolos semua baru naik ke level delapan," ujar dia.
Karena itu, ia mengharapkan mobil listrik nasional tersebut sudah dapat diproduksi massal di tahun 2016. "Terserah saja, siapa yang akan produksi. Bebas," katanya.
Presiden, lanjutnya, memang mendorong pengembangan mobil listrik terutama untuk kendaraan massal berbasis listrik agar tidak bergantung pada bahan bakar minyak (BBM).
"Karena BBM tinggal tunggu habisnya saja, bisa 15 tahun atau lebih lama lagi. Karena itu kebijakan pengembangan mobil listrik dikeluarkan karena sumbernya kan bisa dari batubara, panas bumi, matahari, dan lain-lain," ujar dia.
Sebelumnya uji coba kendaraan listrik massal dari Kementerian Ristek telah dilakukan di Kota Solo dari STP sampai Monumen Pers dan kembali ke STP. Kendaraan berupa satu unit bus dan satu unit mobil kecil telah diujicobakan di lima kota di Pulau Jawa seperti Bandung, Yogyajarta, termasuk Solo.
Kemristek memang menargetkan uji coba untuk mencapai level sembilan sudah dilakukan pada 2014, sehingga produksi massal dapat dilakukan di 2016.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar