Pemain sepakbola perempuan di Iran kini diwajibkan menjalani tes gender. Ini lantaran ada fakta terungkap empat pemain tim nasional ternyata dulu seorang lelaki.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (10/2), paramedis bakal melakukan pemeriksaan secara acak dalam setiap sesi latihan. Pemain yang gagal dalam tes atau tidak bisa membuktikan mereka perempuan bakal dilarang ikut kompetisi. Empat tahun lalu salah satu tim sepak bola perempuan Iran menaruh curiga pada kiper lawan lantaran perawakannya mirip lelaki.
Badan sepakbola Iran bakal mengumumkan pemeriksaan acak itu. Langkah ini diambil setelah terungkap beberapa pemain terkemuka ternyata bukan wanita tulen. Mereka belum menyelesaikan operasi gantu kelamin atau menderita gangguan perkembangan seksual.
Operasi ganti kelamin ternyata telah sah di Iran sejak 1979. Saat itu mantan pemimpin spiritual Negeri Mullah Ayatullah Rahullah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menerima orang-orang transgender.
Legalitas ini berbanding terbalik dengan moralitas seks lain di bawah peraturan syariah yang melarang homoseksual dan berhubungan badan sebelum menikah.
Kembali ke permasalahan sepakbola perempuan Iran, mereka terbukti sudah menyelesaikan proses perubahan kelamin bakal diterima kembali dalam tim. "Ini juga harus dibuktikan lewat catatan medis lengkap," ujar Ahmad Hashemian dari Federasi Sepak bola Iran.
Sepak bola menjadi olahraga paling populer di Iran. Lelaki dan perempuan sama-sama menggemari meski wanita dilarang nonton sepak bola dilakukan tim pria.
sumber
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (10/2), paramedis bakal melakukan pemeriksaan secara acak dalam setiap sesi latihan. Pemain yang gagal dalam tes atau tidak bisa membuktikan mereka perempuan bakal dilarang ikut kompetisi. Empat tahun lalu salah satu tim sepak bola perempuan Iran menaruh curiga pada kiper lawan lantaran perawakannya mirip lelaki.
Badan sepakbola Iran bakal mengumumkan pemeriksaan acak itu. Langkah ini diambil setelah terungkap beberapa pemain terkemuka ternyata bukan wanita tulen. Mereka belum menyelesaikan operasi gantu kelamin atau menderita gangguan perkembangan seksual.
Operasi ganti kelamin ternyata telah sah di Iran sejak 1979. Saat itu mantan pemimpin spiritual Negeri Mullah Ayatullah Rahullah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menerima orang-orang transgender.
Legalitas ini berbanding terbalik dengan moralitas seks lain di bawah peraturan syariah yang melarang homoseksual dan berhubungan badan sebelum menikah.
Kembali ke permasalahan sepakbola perempuan Iran, mereka terbukti sudah menyelesaikan proses perubahan kelamin bakal diterima kembali dalam tim. "Ini juga harus dibuktikan lewat catatan medis lengkap," ujar Ahmad Hashemian dari Federasi Sepak bola Iran.
Sepak bola menjadi olahraga paling populer di Iran. Lelaki dan perempuan sama-sama menggemari meski wanita dilarang nonton sepak bola dilakukan tim pria.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar