Di tangan desainer Priscillia Saputro, pesona batik Jawa dikreasikan menjadi rangkaian busana-busana
Melalui label “Priscilla Saputro” dirilis sejumlah 62 busana bertemakan “Gati Jatyaning Jawi – A Javanese Relevation”, yang menggambarkan masa pengembaraan yang megah di tanah Jawa. “Di busana-busana saya akan terlihat kondisi tanah Jawa dari di jaman dulu, tapi tetap dibuat dengan gaya yang modern," kata Priscilla saat konferensi pers Indonesia Fashion Week 2014, Jakarta Convention Center, Sabtu (22/2/2014).
Pergelaran busana yang dihelat oleh Priscilla terbagi menjadi enam sesi dengan tema yang berbeda, yakni silent romance, innocence, ethnic glam, folkyline, exotic purity dan royal tradifiesta. Motif bunga yang dipadukan dengan corak kontemporer modern, kian mengentalkan eksotisme alam dan budaya Jawa pada masing-masing koleksi. Pada tiap busana yang dipamerkan terkandung makna dan sumber inspirasinya.
Pada sesi koleksi silent romance, disajikan sejumlah busana yang terinspirasi dari keindahan alam, semerbak wewangian bunga, debur ombak, dan desiran pasir putih. Secara berturut-turut detail ruffles dan bordir memperkaya aksentuasi rok mini, celana pendek, gaun, dan jubah. Pemilihan material berupa linen dan sifon, mematangkan nuansa feminin yang menyeluruh.
Di sesi kedua, koleksi innocence terinspirasi dari keindahan alam dan keramahan penduduk di tanah Jawa. Rangkaian busana yang menyajikan detail ruffles tumpuk, pemakaian renda, dan stola yang diikat setinggi pinggang. Kemudian, cutting berkerah rendah dan off shoulder, merefleksikan kecakapan sang perancang dalam menciptakan busana siap pakai yang nyaman dan trendi.
Kemudian, pada sesi ethnic glam, gaya rancang kontemporer yang memadukan unsur etnik dan modern diwujudkan pada gaya yang merujuk pada tren high fashion. Di sesi ini, Priscilla fokus pada detail handmade, seperti yang terlihat pada motif batik diagonal (lereng) dan vertikal.
Sedangkan folkyline terinspirasi dari busana sehari-hari dengan gaya rancang multifungsi, sehingga layak untuk dikenakan ke kantor. Pada sesi ini, keindahan dan kokohnya bangungan Jawa klasik menjadi kunci inspirasi yang menawan.
Terakhir, tema royal tradifiesta menghembuskan nuansa elegan dari perjamuan agung khas rakyat Solo. Tradisi ritual pernikahan khas Kraton Jawa berbaur romantis dengan kemegahan pernikahan bangsawan Eropa, alhasil material batik warna monokrom tampak mewah dan berkelas.
sumber
Melalui label “Priscilla Saputro” dirilis sejumlah 62 busana bertemakan “Gati Jatyaning Jawi – A Javanese Relevation”, yang menggambarkan masa pengembaraan yang megah di tanah Jawa. “Di busana-busana saya akan terlihat kondisi tanah Jawa dari di jaman dulu, tapi tetap dibuat dengan gaya yang modern," kata Priscilla saat konferensi pers Indonesia Fashion Week 2014, Jakarta Convention Center, Sabtu (22/2/2014).
Pergelaran busana yang dihelat oleh Priscilla terbagi menjadi enam sesi dengan tema yang berbeda, yakni silent romance, innocence, ethnic glam, folkyline, exotic purity dan royal tradifiesta. Motif bunga yang dipadukan dengan corak kontemporer modern, kian mengentalkan eksotisme alam dan budaya Jawa pada masing-masing koleksi. Pada tiap busana yang dipamerkan terkandung makna dan sumber inspirasinya.
Pada sesi koleksi silent romance, disajikan sejumlah busana yang terinspirasi dari keindahan alam, semerbak wewangian bunga, debur ombak, dan desiran pasir putih. Secara berturut-turut detail ruffles dan bordir memperkaya aksentuasi rok mini, celana pendek, gaun, dan jubah. Pemilihan material berupa linen dan sifon, mematangkan nuansa feminin yang menyeluruh.
Di sesi kedua, koleksi innocence terinspirasi dari keindahan alam dan keramahan penduduk di tanah Jawa. Rangkaian busana yang menyajikan detail ruffles tumpuk, pemakaian renda, dan stola yang diikat setinggi pinggang. Kemudian, cutting berkerah rendah dan off shoulder, merefleksikan kecakapan sang perancang dalam menciptakan busana siap pakai yang nyaman dan trendi.
Kemudian, pada sesi ethnic glam, gaya rancang kontemporer yang memadukan unsur etnik dan modern diwujudkan pada gaya yang merujuk pada tren high fashion. Di sesi ini, Priscilla fokus pada detail handmade, seperti yang terlihat pada motif batik diagonal (lereng) dan vertikal.
Sedangkan folkyline terinspirasi dari busana sehari-hari dengan gaya rancang multifungsi, sehingga layak untuk dikenakan ke kantor. Pada sesi ini, keindahan dan kokohnya bangungan Jawa klasik menjadi kunci inspirasi yang menawan.
Terakhir, tema royal tradifiesta menghembuskan nuansa elegan dari perjamuan agung khas rakyat Solo. Tradisi ritual pernikahan khas Kraton Jawa berbaur romantis dengan kemegahan pernikahan bangsawan Eropa, alhasil material batik warna monokrom tampak mewah dan berkelas.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar