Setelah debut pertamanya sebagai produser film Cahaya dari Timur: Beta Maluku meraih Piala Citra sebagai Film Terbaik, Glenn Fredly kembali menghasilkan karya bagus diindustri film.
Baginya, satu tanggung jawab ketika sudah menjerumuskan diri untuk menjadi seorang produser.
"Tidak mendapatkan piala citra pun tanggung jawab saya di film menjadi komitment saya dari awal. Saya akan kembali bekerjasama dengan Angga Dwimas Sasongko. Angga dari film dan saya di musik saya ingin berkontribusi untuk dunia yang kami cintai," kata Glenn saat Syukuran Film Cahaya dari Timur: Beta Maluku, di Terrace Restaurant, Senayan, Jakarta Pusat.
Film bagus menurutnya adalah film yang tak semata-mata mencari keuntungan jumlah penonton, melainkan mengangakat permasalahan sosial untuk dijadikan pelajaran.
"Timur identik dengan ketertinggalan bukan prestasi. Ini salah satu bentuk, kita memberikan apa yang terjadi di timur. Komitmen memperjuangakan masalah kemanusian di kawasan timur. Kita ingin angkat lewat film. Gerakan budaya yang sudah sejak lama saya kerjakan," lanjutnya.
Rencananya, Cahaya dari Timur akan dibuat sekuelnya. Dengan cerita yang berbeda, kini kisah Mama Leta yang terjadi di Nusa Tenggara Timur akan diangkat ke layar lebar pada 2016 mendatang.
"Kita mengangkat kisah nyata yang berhubungan dengan kemanusian. Hak perempuan lewat perjuangan Mama Leta di Nusa Tenggara Timur. Garis merahnya tetap Indonesia Timur," tandasnya.
sumber
Baginya, satu tanggung jawab ketika sudah menjerumuskan diri untuk menjadi seorang produser.
"Tidak mendapatkan piala citra pun tanggung jawab saya di film menjadi komitment saya dari awal. Saya akan kembali bekerjasama dengan Angga Dwimas Sasongko. Angga dari film dan saya di musik saya ingin berkontribusi untuk dunia yang kami cintai," kata Glenn saat Syukuran Film Cahaya dari Timur: Beta Maluku, di Terrace Restaurant, Senayan, Jakarta Pusat.
Film bagus menurutnya adalah film yang tak semata-mata mencari keuntungan jumlah penonton, melainkan mengangakat permasalahan sosial untuk dijadikan pelajaran.
"Timur identik dengan ketertinggalan bukan prestasi. Ini salah satu bentuk, kita memberikan apa yang terjadi di timur. Komitmen memperjuangakan masalah kemanusian di kawasan timur. Kita ingin angkat lewat film. Gerakan budaya yang sudah sejak lama saya kerjakan," lanjutnya.
Rencananya, Cahaya dari Timur akan dibuat sekuelnya. Dengan cerita yang berbeda, kini kisah Mama Leta yang terjadi di Nusa Tenggara Timur akan diangkat ke layar lebar pada 2016 mendatang.
"Kita mengangkat kisah nyata yang berhubungan dengan kemanusian. Hak perempuan lewat perjuangan Mama Leta di Nusa Tenggara Timur. Garis merahnya tetap Indonesia Timur," tandasnya.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar