Seorang pemilik Maserati Quattroporte bemarga Wang, menyewa tiga preman untuk menghancurkan mobilnya di depan banyak orang. Hal itu dilakukan bertepatan dengan hari pertama penyelenggaraan Qingdao International Motor Show, (14/5) dan merupakan ungkapan protes atas penindasan haknya sebagai konsumen mobil.
Ini adalah klimaks dari konflik yang bermula pada awal 2011. Saat itu, Wang mengklaim kerusakan pada komponen Quattroporte miliknya kepada perusahaan asuransi yang dilakukan di dealer lokal. Namun Wang mendapati, komponen yang dipasang ternyata bekas namun harganya sama dengan komponen baru, sekitar 2.400 yuan(setara Rp 3,8 juta).
Protes dilancarkan melalui surat maupun telepon! Namun proses penyelesaian berbelit dan menghabiskan waktu lebih dari dua tahun. Kesabaran Wang habis, ia menyebarkan rencana ”penghancuran” mobil lewat berbagai media sosial. Bahkan ia mengabari wartawan untuk datang ke ”acara” yang digagasnya via telepon, e-mail dan selebaran.
Kini mobil yang dijual sekitar Rp 4,2 miliar di China itu hancur. Tiga palu besar dengan gagang panjang meluluhlantakkan kaca. Patut disesalkan, aksi ini tidak diikuti dengan cara elegan, protes secara formal. Wang memilih cara ”tradisional”, menghancurkan mobil dan meminta perhatian banyak orang. Kendati belum ada respons dari Maserati, Wang akan terus melancarkan protes hingga haknya dipenuhi.
Akhir-akhir ini, isu hak konsumen otomotif sedang memanas di China, terkait dengan perlakuan tidak adil dari merek-merek non-China. Sebelum Wang, aksi serupa sudah dilakukan oleh seorang pemilik Lamborghini pada 2011.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar