BANGUNAN PENINGGALAN NAZI
Setiap sejarah, memiliki sisi gelapnya. Begitu pula dengan bangsa Eropa yang pernah mengalami kejamnya perlakuan Nazi pimpinan Adolf Hitler. Namun demikian, namanya sejarah, kerap meninggalkan jejak-jejak kebendaan dan kenangan. Seperti sebuah blok hunian, Prora, yang dibangun Hitler untuk 20.000 pekerjanya.
Mulai musim semi ini, masyarakat di Pulai Baltic tak akan menemui blok hunian tersebut sebagai peninggalan Nazi, melainkan apartemen mewah yang dapat dimiliki publik. Nilai yang ditawarkan sebesar 700.000 Euro atau setara Rp 8,7 miliar per unit. Harganya tinggi? Ya karena gedung ini telah direnovasi yang desainnya disesuaikan dengan gaya hidup modern. Terdapat penambahan balkon, lantai kayu dan dapur yang didominasi kaca.
Prora sendiri merupakan proyek terbesar Nazi. Pembangunannya dimulai tahun 1936 dan sempat ditinggalkan, ketika Jerman menginvasi Polandia pada tahun 1939. Kompleks Prora terdiri atas delapan bangunan dengan total 10.000 kamar, dilengkapi fasilitas kolam renang air laut, ruang pertemuan dengan kolom-kolom besar jaman Romawi kuno, serta perabot bergaya klasik. Desain Prora ini sempat mendapatkan penghargaan Grand Prix tahun 1937 di Pameran Dunia Paris.
Prora juga sempat digunakan sebagai barak tentara Jerman Timur dan kemudian berubah menjadi rumah liburan untuk petugas kepolisian. Setelah Tembok Berlin runtuh, fungsi Prora bertambah menjadi asrama, museum, galeri seni dan arsip.
Saat ini, empat dari delapan blok keseluruhan, sedang direnovasi oleh Inselbogen Strandimmobilien, investor yang membeli Prora pada 2004. Tak mudah mereka mengakuisisi properti ini. Ada perlawanan dari pelaku bisnis perhotelan setempat yang takut tersaingi. Kendati demikian, negosiasi berjalan lancar dan mereka dapat melakukan renovasi awal terhadap blok lima yang berjumlah 100 kamar.
Kehadiran apartemen ini telah mengangkat harga rumah di Jerman naik sebesar 23 persen. Peningkatan harga lebih tinggi akan terjadi bila keseluruhan kompleks yang sebagian di antaranya difungsikan sebagai hotel dan komersial, tuntas renovasinya.
"Lokasi Prora sangat unik, dan tidak ada yang menyamai," kata Gerd Grochowiak, pendiri IrisGerd, pengembang Berlin yang membeli salah satu blok dalam lelang tahun lalu.
Betapa tidak istimewa? Prora berada di tepi pantai dengan pasir putih yang halus dan air yang jernih, serta suasana yang sepi dan personal. Di sepanjang pantai utara Jerman ini belum banyak pembangunan properti sejenis. IrisGerd berencana mengubah blok 1.250 kamar menjadi 250 apartemen dalam dua tahun ke depan.
Gaya Arsitektur Bauhaus
Prora dirancang secara arsitektural dengan langgam Bauhaus. Lengkap dengan garis-garis lurus dan struktur berulang yang mencerminkan kecenderungan modernis sang arsitek, Clemens Klotz. Meski demikian, kesederhanaan sangat menonjol pada gedung ini.
Sejatinya, sejak reunifikasi Jerman 1990, Prora telah didaftarkan sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi. Namun, demi kelestarian keberadaannya, pemerintah Jerman mengijinkan investor merenovasinya. Ada pun kompensasi yang diberikan kepada investor berupa keringanan pajak.
Salah satu investor yang tertarik membangun kembali Prora adalah Bering Consulting GmbH. Status landmark yang disematkan pada Prora sempat menimbulkan kesulitan dalam melakukan adaptasi pembangunan yang sesuai dengan standar modern dan menarik minat pembeli.
"Kami butuh banyak pertemuan dengan para pejabat lokal untuk memperbaiki desainnya," kata Bering yang telah memulai renovasi bulan Februari dan berencana menyelesaikannya pertengahan 2015.
sumber
Setiap sejarah, memiliki sisi gelapnya. Begitu pula dengan bangsa Eropa yang pernah mengalami kejamnya perlakuan Nazi pimpinan Adolf Hitler. Namun demikian, namanya sejarah, kerap meninggalkan jejak-jejak kebendaan dan kenangan. Seperti sebuah blok hunian, Prora, yang dibangun Hitler untuk 20.000 pekerjanya.
Mulai musim semi ini, masyarakat di Pulai Baltic tak akan menemui blok hunian tersebut sebagai peninggalan Nazi, melainkan apartemen mewah yang dapat dimiliki publik. Nilai yang ditawarkan sebesar 700.000 Euro atau setara Rp 8,7 miliar per unit. Harganya tinggi? Ya karena gedung ini telah direnovasi yang desainnya disesuaikan dengan gaya hidup modern. Terdapat penambahan balkon, lantai kayu dan dapur yang didominasi kaca.
Prora sendiri merupakan proyek terbesar Nazi. Pembangunannya dimulai tahun 1936 dan sempat ditinggalkan, ketika Jerman menginvasi Polandia pada tahun 1939. Kompleks Prora terdiri atas delapan bangunan dengan total 10.000 kamar, dilengkapi fasilitas kolam renang air laut, ruang pertemuan dengan kolom-kolom besar jaman Romawi kuno, serta perabot bergaya klasik. Desain Prora ini sempat mendapatkan penghargaan Grand Prix tahun 1937 di Pameran Dunia Paris.
Prora juga sempat digunakan sebagai barak tentara Jerman Timur dan kemudian berubah menjadi rumah liburan untuk petugas kepolisian. Setelah Tembok Berlin runtuh, fungsi Prora bertambah menjadi asrama, museum, galeri seni dan arsip.
Saat ini, empat dari delapan blok keseluruhan, sedang direnovasi oleh Inselbogen Strandimmobilien, investor yang membeli Prora pada 2004. Tak mudah mereka mengakuisisi properti ini. Ada perlawanan dari pelaku bisnis perhotelan setempat yang takut tersaingi. Kendati demikian, negosiasi berjalan lancar dan mereka dapat melakukan renovasi awal terhadap blok lima yang berjumlah 100 kamar.
Kehadiran apartemen ini telah mengangkat harga rumah di Jerman naik sebesar 23 persen. Peningkatan harga lebih tinggi akan terjadi bila keseluruhan kompleks yang sebagian di antaranya difungsikan sebagai hotel dan komersial, tuntas renovasinya.
"Lokasi Prora sangat unik, dan tidak ada yang menyamai," kata Gerd Grochowiak, pendiri IrisGerd, pengembang Berlin yang membeli salah satu blok dalam lelang tahun lalu.
Betapa tidak istimewa? Prora berada di tepi pantai dengan pasir putih yang halus dan air yang jernih, serta suasana yang sepi dan personal. Di sepanjang pantai utara Jerman ini belum banyak pembangunan properti sejenis. IrisGerd berencana mengubah blok 1.250 kamar menjadi 250 apartemen dalam dua tahun ke depan.
Gaya Arsitektur Bauhaus
Prora dirancang secara arsitektural dengan langgam Bauhaus. Lengkap dengan garis-garis lurus dan struktur berulang yang mencerminkan kecenderungan modernis sang arsitek, Clemens Klotz. Meski demikian, kesederhanaan sangat menonjol pada gedung ini.
Sejatinya, sejak reunifikasi Jerman 1990, Prora telah didaftarkan sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi. Namun, demi kelestarian keberadaannya, pemerintah Jerman mengijinkan investor merenovasinya. Ada pun kompensasi yang diberikan kepada investor berupa keringanan pajak.
Salah satu investor yang tertarik membangun kembali Prora adalah Bering Consulting GmbH. Status landmark yang disematkan pada Prora sempat menimbulkan kesulitan dalam melakukan adaptasi pembangunan yang sesuai dengan standar modern dan menarik minat pembeli.
"Kami butuh banyak pertemuan dengan para pejabat lokal untuk memperbaiki desainnya," kata Bering yang telah memulai renovasi bulan Februari dan berencana menyelesaikannya pertengahan 2015.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar