Seluruh anak penyu ini seluruhnya berasal dari telur penyu yang dikumpulkan di sepanjang Pantai Kuta, Legian sampai Seminyak selama kurun waktu cukup lama.
"Semua tukik yang dilepaskan ke habitatnya itu merupakan hasil pengentasan di pusat konservasi ini," kata Ketua Satgas Pantai Kuta Gusti Ngurah Tresna di sela-sela acara pelepasan tukik, Sabtu sore (16/8).
Menurutnya, masa bertelur penyu selalu mengikuti musim kawin. Dalam kurun satu tahun saja, pihaknya berhasil menghimpun sekitar 20.000 butir telur penyu dari 242 sarang.
"Dari telur penyu yang dihimpun itu, dalam enam bulan berhasil kami tetaskan 15.910 butir dan tukik (anak penyu) tersebut setelah menjalani masa pemeliharaan kemudian dilepas ke perairan pantai. Sampai Februari 2013 menjadi sebanyak 16.000 ekor," katanya.
Menariknya, kata Tresna yang dijuluki Mr.Tukik ini bahwa hampir setiap tahunnya selalu meningkat jumlah telur yang didapat dan tukik yang menetas. Dari data pertahun yang paling nampak drastis peningkatan sarang 2012 tersebut melonjak beberapa kali lipat dibandingkan pada 2011 yang terkumpul 8.700 butir dari 87 sarang tersebar di pasir pantai.
"Kalau dimulai dari awal dibentuk konservasi ini dan mulai mengelola, sudah tercatat 355 sarang yang didapat dan sekitar 150 ribu tukik yang berhasil dilepas di habitatnya di pantai Kuta," terangnya.
Dipastikan bahwa mulai dibentuk Konservasi Tukik di Kuta tahun 2001, sudah beberapa kali melepas penyu hijau dewasa. Di mana untuk pertama kalinya yaitu tahun 1999, semuanya hasil dari tangkapan Polair Polda Bali.
"Semestinya penyu hijau dewasa yang dilepas, sudah ke pinggiran untuk bertelur. Namun hingga saat ini, belum pernah menemukan ada penyu hijau dewasa yang didapat ke tepian pantai Kuta untuk bertelur. Hanya penyu jenis lekang saja yang selalu didapat selama ini datang untuk bertelur, tandasnya.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar