Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan bahwa pembangunan dua model mobil listrik Hevina menelan dana lebih dari Rp2 miliar yang ditetapkan sebagai anggaran riset. Namun dana yang ditelan keduanya menggunakan anggaran yang berbeda.
Sedan listrik dan bus listrik Executive Mobile Meeting masih berupa prototipe riset sehingga belum sampai ke tahap produksi mobil massal.
"Jadi yang bisa kami sampaikan hanya anggaran penelitian nilainya Rp1,8 miliar untuk bus. Anggaran tersebut diambil dari LIPI untuk tahun 2012. Sedangkan sedan Hevina, nilainya total mencapai Rp500 juta, dananya dari Kemenristek," ucap Abdul Hapid, Koordinator Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, di Puspitek, Tangerang Selatan, Senin (26/8/2013).
Namun menurut Hapid bila diproduksi harga perkiraannya Rp1,5 miliar untuk bus, sedangkan untuk sedan masih belum bisa ditentukan, Hapid hanya mengatakan harganya diatas Rp200 juta.
Porsi terbesar harga prediksi tersebut dihitung dari masih mahalnya harga komponen baterai yang digunakan pada Hevina. Baterai asli impor dari Amerika yang dipakai menentukan 40 persen harga mobil keseluruhan.
Sebagai informasi, Hevina sedan menggunakan motor tipe AC Induction Motor dengan nominal voltase 108 VOC, tenaga tertingginya mencapai 62 HP dengan torsi maksimal 156 Nm. Baterai tipe lithium (Life PO4) 108 VDC/200A.
Pengisian ulang menggunakan voltase rumahan 220 volt, membutuhkan waktu 5-6 jam sampai penuh untuk digunakan menjelajah sampai 130 kilometer dengan kecepatan maksimal 140 km/jam.
Sedangkan bus listrik Executive Mobile Meeting memiliki tipe motor Brushless DC Motor yang menghasilkan nominal voltase 320 VDC. Kekuatan maksimumnya 147 HP dengan torsi 300 Nm.
Sama seperti sedan, baterai menggunakan tipe lithium (Life PO4) 108 VDC/200A. Mampu menjelajah sampai 150 kilometer dengan baterai penuh, dan kecepatan maksimalnya 100 km/jam.
sumber
Sedan listrik dan bus listrik Executive Mobile Meeting masih berupa prototipe riset sehingga belum sampai ke tahap produksi mobil massal.
"Jadi yang bisa kami sampaikan hanya anggaran penelitian nilainya Rp1,8 miliar untuk bus. Anggaran tersebut diambil dari LIPI untuk tahun 2012. Sedangkan sedan Hevina, nilainya total mencapai Rp500 juta, dananya dari Kemenristek," ucap Abdul Hapid, Koordinator Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, di Puspitek, Tangerang Selatan, Senin (26/8/2013).
Namun menurut Hapid bila diproduksi harga perkiraannya Rp1,5 miliar untuk bus, sedangkan untuk sedan masih belum bisa ditentukan, Hapid hanya mengatakan harganya diatas Rp200 juta.
Porsi terbesar harga prediksi tersebut dihitung dari masih mahalnya harga komponen baterai yang digunakan pada Hevina. Baterai asli impor dari Amerika yang dipakai menentukan 40 persen harga mobil keseluruhan.
Sebagai informasi, Hevina sedan menggunakan motor tipe AC Induction Motor dengan nominal voltase 108 VOC, tenaga tertingginya mencapai 62 HP dengan torsi maksimal 156 Nm. Baterai tipe lithium (Life PO4) 108 VDC/200A.
Pengisian ulang menggunakan voltase rumahan 220 volt, membutuhkan waktu 5-6 jam sampai penuh untuk digunakan menjelajah sampai 130 kilometer dengan kecepatan maksimal 140 km/jam.
Sedangkan bus listrik Executive Mobile Meeting memiliki tipe motor Brushless DC Motor yang menghasilkan nominal voltase 320 VDC. Kekuatan maksimumnya 147 HP dengan torsi 300 Nm.
Sama seperti sedan, baterai menggunakan tipe lithium (Life PO4) 108 VDC/200A. Mampu menjelajah sampai 150 kilometer dengan baterai penuh, dan kecepatan maksimalnya 100 km/jam.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar