Roda Mas Grup, sore tadi mendatangi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) guna menawarkan hibah 30 unit bus besar.
"Sebanyak 30 unit bus besar ini dihibahkan ke Pemda DKI. Tetapi, mobil ini selama 5 tahun atas nama mereka, setelah itu diberikan ke Pemda DKI," ujar Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butar-butar usai rapat bersama Ahok dan pengusaha Roda Mas Grup di Balai Kota Jakarta, Kamis (12/9).
Menurut dia, selama 5 tahun tersebut perusahaan akan merawat dan pemasangan iklan. Tapi untuk pajak, pemprov tetap akan menarik dari iklan yang dipasang.
"Konsep masih dibicarakan oleh BPKD seperti apa kerja samanya. Nanti di Transjakarta akan dilelang jika bus hibah sudah datang," terangnya.
Sebanyak 30 bus besar yang akan dihibahkan itu bermerek Hino dan Isuzu. "Mereka punya grup namanya perusahaan Grup Roda Mas," katanya.
Dalam rapat, dia melanjutkan, mereka meminta untuk dihibahkan langsung di awal, tapi karena kemungkinan perusahaan itu tidak membeli secara tunai maka baru diberikan 5 tahun kemudian.
"Mungkin mereka bukan beli cash, di leasing dari iklan bisa cicil itu," ujarnya.
Jika konsep penawaran tersebut disetujui oleh pemprov, maka bus hibah sebanyak 30 unit akan datang bulan depan. Namun di awal-awal nanti hanya diberikan sepuluh.
"Mobilnya itu diterima atau tidak, masih dibahas sama BPKD, baru nanti kerja samanya seperti apa," katanya.
Sementara itu, ditemui terpisah Kepala BPKD Endang Widjajanti mengaku bus besar yang diberikan oleh Roda Mas Grup bukan bentuk CSR tetapi hanya hibah. Cuma, hibah tersebut memiliki syarat.
"Bukan, bukan, itu hibah aja. Sebetulnya biasa dilakukan B to G (business to government)," kata Endang.
Menurut dia, nanti ada perhitungan sendiri untuk pemasangan iklan. Tergantung ukuran dari iklan tersebut. "Ada perhitungan, tetap ada perhitungan, nanti kita hitung iklannya segede apa," terangnya.
Hibah bus tersebut dilakukan untuk menambah sarana transportasi umum di Jakarta. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan. "Ya untuk menambah bus, agar tidak macet," tukasnya.
sumber
"Sebanyak 30 unit bus besar ini dihibahkan ke Pemda DKI. Tetapi, mobil ini selama 5 tahun atas nama mereka, setelah itu diberikan ke Pemda DKI," ujar Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butar-butar usai rapat bersama Ahok dan pengusaha Roda Mas Grup di Balai Kota Jakarta, Kamis (12/9).
Menurut dia, selama 5 tahun tersebut perusahaan akan merawat dan pemasangan iklan. Tapi untuk pajak, pemprov tetap akan menarik dari iklan yang dipasang.
"Konsep masih dibicarakan oleh BPKD seperti apa kerja samanya. Nanti di Transjakarta akan dilelang jika bus hibah sudah datang," terangnya.
Sebanyak 30 bus besar yang akan dihibahkan itu bermerek Hino dan Isuzu. "Mereka punya grup namanya perusahaan Grup Roda Mas," katanya.
Dalam rapat, dia melanjutkan, mereka meminta untuk dihibahkan langsung di awal, tapi karena kemungkinan perusahaan itu tidak membeli secara tunai maka baru diberikan 5 tahun kemudian.
"Mungkin mereka bukan beli cash, di leasing dari iklan bisa cicil itu," ujarnya.
Jika konsep penawaran tersebut disetujui oleh pemprov, maka bus hibah sebanyak 30 unit akan datang bulan depan. Namun di awal-awal nanti hanya diberikan sepuluh.
"Mobilnya itu diterima atau tidak, masih dibahas sama BPKD, baru nanti kerja samanya seperti apa," katanya.
Sementara itu, ditemui terpisah Kepala BPKD Endang Widjajanti mengaku bus besar yang diberikan oleh Roda Mas Grup bukan bentuk CSR tetapi hanya hibah. Cuma, hibah tersebut memiliki syarat.
"Bukan, bukan, itu hibah aja. Sebetulnya biasa dilakukan B to G (business to government)," kata Endang.
Menurut dia, nanti ada perhitungan sendiri untuk pemasangan iklan. Tergantung ukuran dari iklan tersebut. "Ada perhitungan, tetap ada perhitungan, nanti kita hitung iklannya segede apa," terangnya.
Hibah bus tersebut dilakukan untuk menambah sarana transportasi umum di Jakarta. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan. "Ya untuk menambah bus, agar tidak macet," tukasnya.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar