The New York Times (nytimes.com) dikabarkan telah diretas oleh Tentara Elektronik Suriah (SEA, Syrian Electronic Army), kemarin (27/8). Kejadian ini adalah kedua kalinya dalam dua pekan terakhir ini. Dikutip dari NBC News (28/8), serangan terhadap salah satu media utama di Amerika terjadi setelah Amerika Serikat menyatakan akan menghukum Presiden Suriah, Basyar al-Assad, dan pasukan militernya atas penggunaan gas beracun terhadap warga sipil.
Direktur Informasi Teknologi New York Times, Mark Frons, mengatakan jika gangguan ini adalah hasil serangan eksternal yang berbahaya dari SEA atau seseorang yang berusaha keras untuk menjadi salah satu dari mereka. SEA, adalah sebuah organisasi di dunia maya yang merupakan pendukung Presiden Basyar al-Assad.
Para pejabat mengatakan kepada NBC News jika Biro Penyelidik Federal (FBI) sedang menyelidiki masalah ini. Kelompok ini diduga menggunakna sistem pengelabuan untuk mendapatkan akses ke situs the New York Times. Seperti penipuan terhadap individu yang menjadi target untuk membuka lampiran dalam surat elektronik (email) yang bisa melepaskan kode berbahya atau melakukan tindakan kejahatan lainnya.
Terkait hal ini, Frons telah menyarankan kepada karyawannya untuk berhati-hati ketika mengirimkan email hingga situasi ini terkendali. Melalui akun Twitter, New York Times menawarkan kepada para pembacanya untuk mengakses situs alternatif hingga situs kembali bekerja.
sumber
Direktur Informasi Teknologi New York Times, Mark Frons, mengatakan jika gangguan ini adalah hasil serangan eksternal yang berbahaya dari SEA atau seseorang yang berusaha keras untuk menjadi salah satu dari mereka. SEA, adalah sebuah organisasi di dunia maya yang merupakan pendukung Presiden Basyar al-Assad.
Para pejabat mengatakan kepada NBC News jika Biro Penyelidik Federal (FBI) sedang menyelidiki masalah ini. Kelompok ini diduga menggunakna sistem pengelabuan untuk mendapatkan akses ke situs the New York Times. Seperti penipuan terhadap individu yang menjadi target untuk membuka lampiran dalam surat elektronik (email) yang bisa melepaskan kode berbahya atau melakukan tindakan kejahatan lainnya.
Terkait hal ini, Frons telah menyarankan kepada karyawannya untuk berhati-hati ketika mengirimkan email hingga situasi ini terkendali. Melalui akun Twitter, New York Times menawarkan kepada para pembacanya untuk mengakses situs alternatif hingga situs kembali bekerja.
sumber
0 komentar :
Posting Komentar